Cinta?
Sebagai pecinta film dan novel romance garis keras, tentu ia tau seperti apa itu cinta. Cinta terlihat sangat indah jika dirasakan dan dilihat dari disana.
Namun di dunia nyata Gabatha tidak tau benar cinta itu seperti apa. Gabatha tidak tau...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading ❥
{ CHAPTER TIGABELAS }
Hari ini ayahnya memenuhi panggilan dari sekolah, guru konselingnya menuruti keinginannya untuk tidak memanggil orang tua Clathria.
Saat sudah sampai di sekolah Gabatha menyuruh Clathria di kelas saja tanpa harus ikut rapat. Karena dari awal urusan Gina hanya ada pada Gabatha saja.
Seperti biasa Gabatha mengomel pada ayahnya yang sengaja sekali membuat dirinya telat, Kayler sengaja bermanja lama-lama dengan Jenny dihadapan Gabatha dan Clathria. Tidak tau malu, padahal dirinya sudah tua.
Clathria yang melihat itu pun hanya tersenyum malu. Berharap ia dan Raka, atau ia dan Gala, akan seperti itu kelak. aamiin.
Gabatha akui saat ini ayahnya terlihat tampan, tubuh tegapnya sama seperti Masimo, dia memakai jas hitam yang terlihat sangat pas membentuk tubuh tegapnya. Dia juga memakai kacamata hitam dan masker putihnya.
Kayler menggandeng Gabatha menuju ruang konseling. Gabatha sangat kesal karena banyak sekali yang menatap ayahnya dengan tatapan memuja terutama guru-guru yang berpapasan dengannya, awas saja dia akan melaporkan pada Jenny nanti.
∘˚˳° ✧✿ ୨୧ ✿✧ ∘˚˳°
Mereka sampai di ruang konseling yang sudah terdapat Kepala Sekolah, Bu Ani, dan orang tua dari Gina, Carla, dan Sisi. Mereka berdiri menyambut Gabatha dan ayahnya.
Gina, Carla, dan Sisi terpesona dengan Kayler. Mereka melihat ke arah ayahnya dengan tatapan binar memuja, mulutnya sedikit terbuka. Gabatha menatap mereka dengan sinis, cih.
"Silahkan siapa yang ingin memulai terlebih dahulu," tawar Kepala Sekolah.
Pak Hendra mengangkat tangan selaku orang tua Gina. "Bicara Gin," ucapnya menyuruh anaknya untuk berbicara.
Gina yang dari tadi terpesona dengan Kayler pun gugup, karena menjadi pusat perhatian, termasuk pria tampan yang bersama Gabatha. Dia memejamkan matanya untuk menghilangkan kegugupannya.
"Gabatha dan temannya menganiaya saya dan teman-teman saya, Saya didorong sampai jatuh, Sisi disiram oleh Gabatha menggunakan es jeruk, dan Carla ditampar. Saya tidak terima atas perlakuan Gabatha kepada saya dan teman-teman saya." ucap Gina tegas.
Kepala Sekolah mengangguk, kemudian mulai berbicara. "Gabatha, apa pembelaan kamu?" tanya Kepala Sekolah.
Gabatha diam, dia sedang merangkai kata dengan baik dikepalanya.