Happy Reading ❥
{ CHAPTER DUA PULUH }
Hari ini banyak pasang mata yang melihat Gabatha berangkat bersama Gava. Dan banyak sekali tatapan sinis yang ditujukan untuknya ketika ia jalan bersebelahan dengan Gava sembari menenteng buket bunga garbera berwarna-warni.
Tak ayal Gabatha juga mendapat pujian karena telah menghukum Gina, Carla, dan Sisi. Mereka pasti sudah tau bahwa dia adalah anak donatur utama. Setidaknya hatersnya di sekolah berkurang.
"Ngapain?" tanya Gabatha, menghentikan langkahnya karena merasa Gava masih mengikutinya ketika sudah melewati area kelas XI.
"Mau nganterin lo ke kelas," ucap Gava enteng.
"Emang sekolah seberbahaya itu sampai ke kelas aja harus dianterin?!" ucap Gabatha tajam.
"It could be dangerous, bisa aja ditengah perjalanan lo jatuh, atau ada hantu yang kagetin lo, atau bisa aja mata lo kemasukan debu, bahaya kan?" ujar Gava dengan raut sok serius.
"Untuk mengantisipasi itu semua gue bakal anterin lo sampai kelas dengan selamat," ujar Gava lagi.
Gabatha menatap Gava dengan datar
"Udah ngomongnya?" tanya Gabatha.Gava mengangguk-anggukan kepalanya.
Gabatha menarik nafas bersiap meledakkan kekesalannya, "Gue bisa kekelas sendiri! kalau lo tetep keras kepala, jangan harap gue mau ketemu sama lo, bales chat lo, dan diajakin berang–"
"kat bareng ke sekolah," lanjut Gabatha dengan suara semakin lirih, karena ditinggalkan Gava begitu saja, padahal dia belum menyelesaikan ucapannya.
Gava tidak jadi mengantar Gabatha ke kelas karena ancaman yang dilontarkan gadis itu. Ia tau itu bukan sekadar ancaman belaka, gadis itu akan benar-benar melakukannya. Maka jika itu terjadi dirinya tidak akan pernah bisa pulang ke rumah, hiks.
∘˚˳° ✧✿ ୨୧ ✿✧ ∘˚˳°
Tiba di kelas X MIPA 2 Gabatha sudah disambut dengan tatapan tengil dari teman sebangkunya, Clathria.
Gabatha menatap Clathria dengan wajah datarnya. Sedangkan Clathria menatapnya dengan mengangkat alis sebelah kiri dan mendorong pipi kirinya menggunakan lidah.
"Jelek lo," bisik Gabatha, dia menaruh barang bawaannya ke bangkunya.
"Cieee," goda Clathria, menekukkan satu tangannya diatas meja untuk menyanggah kepalanya dari samping, menatap teman sebangkunya.
Gabatha hanya diam saja digoda oleh jenis manusia macam Clathria. Dia tidak meminta untuk dijauhkan dari manusia macam Clathria, ia hanya berdoa agar dirinya kuat setiap mendapat godaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE POTION
Novela JuvenilCinta? Sebagai pecinta film dan novel romance garis keras, tentu ia tau seperti apa itu cinta. Cinta terlihat sangat indah jika dirasakan dan dilihat dari disana. Namun di dunia nyata Gabatha tidak tau benar cinta itu seperti apa. Gabatha tidak tau...