21.Obsesi

163 29 15
                                    

Momoshiki menyesap anggur merah di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Momoshiki menyesap anggur merah di tangannya. Menatap lukisan yang ia beli dengan harga mahal.

Sosok yang selalu berada dalam mimpinya itu, terasa nyata sekarang.

Ide gila bermain dalam pikirannya.

Sakura Haruno.

Momoshiki ingin mengikat kaki gadis itu. Membuat Sakura terus berada dalam jarak pandangnya.

Ia melirik kedatangan Toneri yang nampak kusut.

"Peliharaanmu membuatmu kesal lagi" ujar Momoshiki dengan seringai sinis.

Toneri mendengus.
"Hanya butuh sedikit waktu, Hinata pasti akan kembali menjadi penurut"

Momoshiki menatap sangsi adiknya itu.

Dari tatapannya, Momoshiki menyadari kegigihan Hinata Hyuuga. Gadis itu tengah menyusun rencana.

Dan dirinya tak akan membiarkan gadis itu terbang dengan bebasnya. Mereka harus memotong sayap itu.

"Buat Hinata Hyuuga mengandung anakmu" perintahnya pada sang adik.

Toneri melotot tajam.
"Kau gila" bantahnya skeptis.

Momoshiki memutar bola mata bosan.

"Jika dia berhasil kabur lagi, jangan merengek padaku" ancamnya jengkel.

Toneri terdiam sejenak.
"Tapi, aku belum puas menidurinya"

Momoshiki berdecak.
"Kau bisa menidurinya kapanpun, meski dia dalam keadaan hamil"

Toneri mengernyit heran.
"Itu mustahil. Ayah kita terlalu hyperseks hingga membuat Ibu mati. Hotaru cukup beruntung bisa hidup"

Momoshiki terpaku. Ia melupakan penyebab ibu mereka mati.

Ayah mereka terlalu kejam. Ya, mafia haruslah kejam. Kekejamannya bahkan sampai ke ranjang. Hingga Ibu mereka tak sanggup lagi dan mati akibat pendarahan hebat.

Momoshiki berdecih.

"Kau cukup tiduri Hinata hingga mengandung anakmu" perintahnya kembali. "Kita tak boleh mengambil resiko kecolongan lagi"

Toneri siap membantah saat Momoshiki mengangkat tangannya.

"Aku sudah cukup kehilangan kontrak besar yang harusnya di tandatangani oleh Hiasi. Dan kesempatan menguasai pasar Konoha oleh Kakek. Aku tidak menerima ulah dari tikus kecil Hyuuga mu itu" tandasnya cepat.

Toneri hanya mampu terdiam. Ia menatap Momoshiki yang menyulut rokoknya.

Ia lalu berbalik untuk menemui Hinata yang ia bawa ke kastil Ootsutsuki.

Mereka harus segera menghadiri makan malam yang di adakan sang Kakek.

Toneri akan memutuskan saran kakaknya itu nanti.

Hear Me: I am SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang