33. Masih Sama

102 25 9
                                    

Yuhuuuu minna-saaannn.
Ai em sorriiiii...
Lama bgt aku kagak mampir kelapak iniiii...

Maaf bgt yaa...
Saya lagi berada di fase mual muntah dan tidak bersemangat dalam hal apapun, belakangan ini... Bahkan untuk menulis sekalipun... Doain saya selalu sehat yaaa... Aamiin.

Well... Tengkyu utk para pembaca setiaku dan yang udah vote, komen dan terutama follow akun ku ini...

Yok tingkatin yok follow nya wkwkk...

Yeahh... Wlw pembaca tidak seramah dulu, aku tetap akan menuntaskan cerita ini.

Harus dong ya...
Udah detik detik menuju ending.
Yang pasti happy ending.

Siapkan hati kalian ya ges ya... Karena cerita ini rada absurd bagi sebagian pembaca, hingga taraf memuakkan wkwk... Sengaja mon maaf... Emosi lah klean yaaa...

Aku tuh udah ga sabar bikin cerita baru... Di otak ini seliweran alur alur gilaaa.

Yok mulai baca yok...

'''''Happy Reading'''''

Sasuke melirik sang Ibu yang menatap sendu dokter yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan dengan gelengan tak berdaya itu.

Sasuke hampir lupa, itu dokter keberapa yang ia temui dalam waktu satu bulan ini.

Jemari Mikoto yang kulitnya mulai mengendur itu menggenggam jemari Sasuke. Seolah menyalurkan kekuatan.

Meski, Sasuke sesungguhnya tak peduli pada kondisi kakinya.

"Ibu yakin, sebentar lagi pasti kita bisa menemukan dokter yang bisa membuatmu berjalan lagi" bisik Mikoto lembut.

Sasuke hanya membuang muka. Menatap jendela dimana terdapat pemandangan gedung-gedung mewah yang menjulang tinggi.

Pintu kembali dibuka. Menampilkan sosok Itachi yang menatapnya dan sang Ibu bergantian.

"Aku baru saja selesai menyelesaikan administrasi" ucap Itachi perlahan, melangkah. Membantu Sasuke menduduki kursi roda. "Dokter Yakushi menyarankan kita untuk pergi ke Konoha Hospital" tambahnya pelan.

Sasuke memejamkan mata pelan. Ia tahu itu akan segera terjadi. Dokter Yakushi, bukan satu-satunya dokter yang menyarankan hal itu.

Mikoto melirik putra bungsu nya yang diam bergeming. Membiarkan Itachi mendorong kursi roda adiknya.

"Ibu akan meminta kakekmu untuk menyiapkan pesawat menuju Konoha" putus Mikoto tanpa menanyakan persetujuan Sasuke.

Itachi melirik Sasuke yang hanya diam.

Tidak.

Sasuke memang tidak pernah merespon apapun, sejak sang Ibu memohon pada adiknya untuk melakukan penyembuhan pada kakinya.

Seolah adiknya memasrahkan semuanya pada sang Ibu.

Hanya agar Mikoto Uchiha dapat kembali bersemangat.

Sejak awal, mereka semua tahu. Bahwa tak ada dokter spesialis syaraf manapun yang mampu menyembuhkan kaki Sasuke yang tidak memiliki harapan.

Tapi, Mikoto Uchiha memiliki pandangan yang berbeda.
Wanita itu percaya bahwa kelak Sasuke pasti bisa berjalan lagi.

Bukan hanya mengurung diri duduk di depan laptop nya dengan segudang dokumen yang tiada habisnya.

***

Wanita dewasa bersurai merah muda di kuncir satu itu menyapa para suster yang ia temui. Ia membuka pintu ruangannya dengan cepat.

Emeraldnya membola kaget saat menemukan sosok yang ia rindukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hear Me: I am SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang