27. You

143 25 0
                                    

Neji Hyuuga meremas setir mobilnya dengan erat. Ia menatap marah mobil Toneri yang melaju kencang bersama Hinata di dalamnya.

Hinata.

Adik sepupu yang memiliki segalanya yang ia inginkan.

Gadis yang paling ia inginkan sekaligus ia benci.

Sore itu Neji tengah mulai mengerjakan tugas akhir perkuliahannya.

Saat manik Amethyst nya melihat Hinata dan Toneri yang tengah bersama di bawah pohon.

Ia selalu mendapati kedua pasangan itu terlihat bersama dengan kemesraan yang membuatnya muak.

Sosok cantik Hinata yang seorang putri tunggal nampak serasi bersama Toneri Ootsutsuki yang menatap sepupunya penuh kasih.

"Bukankah mengesalkan, hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Tanpa bisa menyentuhnya"

Neji melirik sahabat baiknya, Sai Shimura. Pria itu menjilat bibir bawahnya melihat adik sepupunya yang mulai beranjak dewasa.

"Apa yang kau bicarakan?" Balasnya acuh.

Sai terkekeh.
"Hanya orang buta yang tak tahu betapa kau menggilai Hinata Hyuuga"

Neji menggencangkan rahangnya.

"Toneri beruntung sekali bisa memiliki Hinata... Dia body goals" pujinya dengan seringai mesum.

Neji mendengus.

Meski ia akui, Hinata adalah tipe nya. Dengan lekuk tubuh sempurna itu. Siapapun ingin memilikinya.

Tak heran jika Toneri tergila-gila pada Hinata.

"Kau tahu... Untuk menghancurkan hubungan erat itu. Kau hanya perlu merusak kepercayaan keduanya" saran Sai melirik Neji.

Neji menatap Sai dengan kening mengernyit.

"Apa kau mau terus berada di pojokan seperti ini tanpa melakukan apa-apa" ujar Sai.

Neji hanya termenung diam. Sampai Sai meninggalkannya seorang diri.

***

Hinata memasuki kediaman Hyuuga yang sepi seorang diri. Tatapan hampa ia layangkan pada seisi ruangan.

Ia ingin merebahkan tubuhnya sejenak. Ia sungguh lelah dan ingin sendiri. Sebelum kembali menjenguk Ayahnya yang belum sadarkan diri.

Drrrttt

Drrtt

Hinata menatap layar ponselnya. Mengernyit saat menemukan nomor asing yang menghubunginya.

"Ya... Hallo" sapanya cepat.

"Dengan Nona Hinata Hyuuga..."

"Ah... Ne"

"Maafkan kami..."

Deg

"Hiasi Hyuuga baru saja menghembuskan nafas terakhirnya...."

Deg

Praakkk

Ponsel Hinata jatuh begitu saja disertai tubuhnya yang lemas seketika.

Ia termangu, mengabaikan seruan dari si penelepon.

Ayah...

Ayah...

Hinata menutup mulutnya kuat. Air matanya luruh seketika.

Hinata bahkan tak menyadari pintu kamarnya yang di buka kencang oleh Toneri.

Hear Me: I am SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang