Hear Me: I am Sorry

16.Sudahlah

"APAAAA"

Sakura menutup telinganya dengan cepat atas pekikan heboh Ino, sahabatnya.

"Kau... Apa???" Ulang Ino memastikan.

Sakura memutar bola mata bosan.
"Kau mendengar dengan jelas, Ino" bisik Sakura tenang.

Ino menggeleng tak percaya. Ia menatap Sakura penuh telisik dengan lengan bersedekap.

"Ini cukup lucu, kau tahu" ujar Ino tak lepas dari Sakura. "Kau membiarkan Uchiha brengsek itu makan secup ramen di flatmu" tambahnya dramatis.

Sakura mendengus kasar.
"Jangan berlebihan"

"No..no..no" balas Ino cepat dengan gelengan yang amat dramatis dimata Sakura. "Kau tak lupa deklarasi mengagumkanmu hari itu bukan" ucap Ino mengingatkan.

Sakura menghela nafas panjang.
"Kupikir, akulah yang terlalu sombong" lirih Sakura sendu.

Ino tertegun, Sakura tak pernah sekalipun menunjukkan kesedihannya pada siapapun. Tapi kali ini, sedikit berbeda.

"Hei... Saku... Daijoubu" tanya Ino cemas.

Emerald itu nampak berkaca-kaca.
"Tidak, Ino. Ini sungguh rumit bagiku. Dan... Sekuat apapun aku berusaha, sesuatu akan menarikku bersama Sasuke"

Ino tak mengerti apa yang ingin Sakura sampaikan. Namun, satu hal yang ia tahu.

"Jangan memaksakan dirimu untuk melupakannya" ucap Ino lembut. "Semakin kau melakukannya, itu hanya akan melukaimu"

Sakura mengusap wajahnya kasar.
"Semua akan berbeda, seandainya saja dia terus terlihat jahat hingga akhir"

"Eh... Apa yang kau bicarakan?"

Ino menatap heran Sakura. Emerald Sakura menatap sendu Ino.

"Sasuke... Dia minta maaf padaku" ucap Sakura lirih.

Kalimat Sakura selanjutnya, berhasil membuat Ino menganga takjub dan menggeleng serta mengumpati kebodohan seorang Sasuke tolol Uchiha.

***

Obsidiannya menatap sendu lukisan yang dihadiahkan oleh Konan untuknya.

HARAPAN.

Konan berkata bahwa wanita itu berharap, sama dengan lukisan indah itu. Hidup Sasuke akan berbahagia.

Tidak...
Tidak akan ada kebahagiaan yang seperti itu lagi untuknya.

Sasuke tidak pantas menerimanya.

Flashback On

"Maafkan aku"

Dua kata yang keluar dari bibir Sasuke membuat Sakura mendongak menatapnya.

Ramen di hadapan mereka seolah terlupakan saat itu juga.

Namun, Emerald itu tak kunjung mengucapkan apapun.