PROLOG

394 41 0
                                    

Note: Jika ada dari kalian yang bingung kenapa isi nya sama dengan Epilog di cerita 'Hear Me'

Ya, disengaja. Ini adalah bagian prolog di S2 dan bagian epilog di S1 yg tentu saja berkaitan. Tapi tetap bisa di baca secara terpisah.

Sorry to say "sama seperti cerita 'Hear Me'... Cerita ini dan cerita yang lain tidak akan aku publish sampe chapter ending. Ending cerita tetap berbayar.

Gomen ne...

Terimakasih dan selamat membaca.

~~~~~~~~~~~~

Kriiiiinggg

Kriiiiingggg

Gadis bermanik emerald itu seolah terjaga dari tidur panjangnya. Ia edarkan pandangannya pada seluruh ruangan yang asing, namun terasa familiar di matanya.

Tidak, ruangan itu tidak lah asing. Dirinyalah yang merasa asing di dalam ruangan itu.

Sakura Haruno. Gadis bersurai merah muda itu menunduk. Mendapati sebuah buku yang entah mengapa terlihat basah.

Ia sentuh buku yang sedikit basah itu. Mendapati liquid bening di sana. Ia menatap jemari panjang nan ramping miliknya yang basah.

Ia menghembuskan nafas dalam. Mengusap matanya yang entah mengapa terasa lelah.

Eh...

Basah. Matanya basah dan rasa lengket yang sedari tadi menghiasi pipinya adalah airmatanya sendiri.

Dirinya...menangis...mengapa?

Ia meraih buku di mejanya dengan perasaan gundah. Menyusuri kata demi kata yang membuat hatinya berdenyut ngilu. Hingga sebuah judul buku itu membuat nafasnya terasa sesak, entah mengapa.

Hear Me

"Hei, jidaaat"

Gadis bersurai merah muda itu tersentak kaget. Menatap asal suara yang mengejutkannya.

Sakura mengenal betul gadis bersurai blonde dengan mode poni tail panjang. Tubuh bak model. Ah tidak, gadis itu memang model terkenal yang berhasil memajang wajahnya di banyak majalah trendi.

Ino Yamanaka.

Gadis cantik mirip barbie yang super duper kaya. Sejak lahir gadis itu telah menggenggam sendok emas di tangannya. Berbeda dengan Sakura yang yatim piatu dan tidak memiliki apa-apa.

Sakura tidak iri, oke.

"Kau membuat telingaku berdenging, Ino-pig" desisnya sebal. Menyimpan buku ditangannya kedalam tas dan memilih menghampiri sang modeling.

Ino sendiri hanya terkikik geli tanpa tersinggung atas panggilan spesial Sakura terhadapnya.

"Ah, kantin menyediakan menu apa ya" seru Ino berjalan riang di samping Sakura.

Sakura hanya memutar bola mata bosan.
"Seolah kau akan memakan makanan disana" sindirnya yang membuat Ino tertawa terbahak-bahak.

Ino sendiri tak peduli pada tatapan kaget siswa-siswi di koridor sekolah itu.

Konoha high School.

Sekolah bertaraf internasional itu terdiri dari lima gedung tinggi.
Tiga gedung khusus untuk tingkat 1, 2, dan 3. Satu gedung khusus untuk olahraga dan berbagai laboratorium bahkan auditorium bahkan kesehatan. Dan terakhir, gedung khusus dewan Guru dan Kepala Sekolah. Serta Satu lantai khusus yang berisi enam orang terpilih.

Enam orang terpilih berdasarkan nilai dan juga kecerdasan baik akademik maupun non-akademik.

Dengan terpilihnya enam orang khusus itu, mereka memiliki hak khusus di sekolah. Dan beasiswa full menuju universitas yang diinginkan.

Hear Me: I am SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang