"Kau yakin"
Obsidian milik Sasuke menatap lama sang kakak yang menemaninya di bandara.
Waktu keberangkatannya sebentar lagi.
Ia mengangguk sebagai balasan.
"Kau bisa pulang kapanpun kau mau" ucap Itachi mengingatkan.
Sasuke mendengus geli.
"Aku tak yakin akan hal itu"Itachi mengerucutkan bibirnya kedepan, membuat Sasuke jijik melihat tingkah kakaknya itu.
"Seharusnya akulah yang melakukan ini semua, bukan kau" ujar Itachi tak enak hati.
Karena nya, Sasuke lah yang harus berkorban.
"Nii-san" seru Sasuke pelan. Menatap Itachi dengan senyum hangatnya. "Meski aku gagal dalam satu hal, aku tak akan membiarkan kegagalan lain mengikutinya" ucap Sasuke tegas.
Itachi tersenyum bangga.
"Jika itu aku, aku tak akan sanggup jauh dari Konan" balas Itachi nelangsa.Itachi sungguh bangga pada adiknya itu. Sasuke sejak awal telah mengorbankan satu hal berharga dalam hidupnya, meski tahu akibat dari perbuatannya sungguh besar.
Sakura Haruno, gadis sederhana yang fotonya memenuhi kamar adiknya itu.
Sakura Haruno yang ternyata sulit adiknya miliki.
"Aku tak menyesalinya Nii-san" lirih Sasuke tegar. "Aku akan lebih menyesal jika tak bisa melindungi kalian" tambahnya penuh keyakinan.
Toh, hubungannya dan Sakura dulu belum terlalu jauh. Meski bohong jika ia tak merasakan perasaan yang dalam untuk gadis itu.
Hari itu, saat hujan mewakili perasaannya. Saat itu ia tahu, memiliki Sakura Haruno adalah sesuatu yang mewah baginya.
Terlebih, situasi rumit antara mereka. Tak akan ada yang mampu mengubah itu.
Benang merah ini harus dialah yang memutuskannya. Agar kelak mereka bisa menemukan kebahagiaan masing-masing.
Ia harap, ia tak menyesali keputusannya kali ini.
Sakura berhak bahagia, bukan dengan dirinya.
***
Hinata menatap bosan makanan yang tersaji di piringnya. Ia sungguh tak ingin bersekolah. Namun, tugas OSIS nya melarangnya untuk itu.
"Kau nampak bosan Hinata-sama"
Hinata mendongak pelan. Ia melihat wajah penuh penjilat dari Sara dan Fuka.
Ia mengerutkan kening, saat keduanya mendekati mejanya.
Berani sekali...
Hinata tidak pernah membiarkan kedua siswi itu mendekatinya di dalam sekolah ini.
Lantas apa yang membuat keduanya menjadi begitu tak tahu diri.
"Tugas yang Hinata-sama berikan terakhir kali, berhasil kami lakukan" ucap Fuka bersemangat.
"Sekarang si jalang Haruno itu sudah menemukan flat murah untuk di sewa" jengkel Sara berapi-api.
"Bagaimana jika kita kembali membuatnya di usir" ujar Fuka dengan seringai liciknya.
Hinata hanya mendengus kecil.
Sungguh... Betapa bodohnya.
"Well... Apa Hinata-sama siap menerima tontonan menarik" ucap Sara terkikik.
Hinata mengernyit heran. Sikapnya yang ogah-ogahan itu teralihkan oleh kursi yang berderit kebelakang.
Hinata bisa melihat sosok keduanya mendekati meja yang tak jauh darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me: I am Sorry
FantasiaSinopsis: Sakura Haruno memutuskan untuk mengakhiri cinta sepihaknya selama dua tahun terakhir pada Sasuke Uchiha yang dingin, setelah membaca buku penuh tragedi berjudul 'Hear Me'. Lanjutan dari Hear Me... bisa di baca secara terpisah.