Sakura meremas kencang surainya hingga kusut.
Merutuki dirinya secara terus menerus karena membiarkan Sasuke brengsek Uchiha menciumnya, lalu meninggalkannya seorang diri dengan kebingungan.What the hell???
Sakura ingin menjerit kencang, mengutuk betapa bodohnya dirinya.
Lagi, ia membiarkan dirinya jatuh dalam pesona Sasuke.
Ah tidak.
Bukan itu yang terpenting sekarang.
Kilasan yang ia lihat itulah yang lebih mengganggunya.
Kenyataan bahwa bayangan yang ia lihat itu bukanlah sebuah bayangan biasa.Sakura ingin mengetahui lebih dalam mengenai kilasan itu.
Dengan gusar Sakura bangkit, dengan cepat membuka kopernya.
Tergesa, ia mengobrak-abrik benda di dalamnya dan bernafas lega saat jemarinya menemukan benda yang ia cari.
Hear Me
Buku itu ia buka dengan cepat.
Kumohon.... Jangan sampai pikiran buruk ini menjadi kenyataan...
***
Kakashi menatap kedua pemuda di depannya dengan tatapan skeptis.
Terdapat empat bangku kosong didalam kelas khusus ini.
Hanya menyisakan keberadaan Shikamaru maupun Gaara."Jadi, tak ada kabar apapun dari Sasuke Uchiha, Naruto Uzumaki, Hinata Hyuuga dan... Sakura Haruno" ucap Kakashi sembari mengerling pada kursi Sakura yang kosong.
Kakashi bisa memaklumi ketidakhadiran dari tiga yang lainnya. Mengingat Sasuke meski terbilang masih di usia muda, pemuda itu kerap absen dikarenakan melakukan perjalanan bisnis. Sementara Hinata, gadis itu cukup sering tak hadir pada acara keluarga yang terbilang cukup kuno. Naruto jelas selalu bersikap seenaknya.
Namun, Sakura adalah pengecualian. Gadis itu tak pernah sekalipun bolos. Terlebih, beasiswa gadis itu juga bergantung pada absensi.
Shikamaru menguap bosan, sementara Gaara hanya memainkan pena asal dengan jarinya.
Kakashi menghela nafas panjang.
"Baiklah, kerjakan essay di halaman 28"Kakashi menatap jengah Gaara dan Shikamaru yang membuka buku soal dengan sikap ogah-ogahan.
***
Sasuke bangkit menyambut kehadiran Rey Sabaku yang baru saja tiba.
Jas armani itu melekat pas dalam tubuh pemuda bermanik obsidian itu.
Rey menatap Sasuke penuh penilaian. Ia duduk di hadapan pemuda seusia Gaara, anaknya.
Sayangnya, Gaara tak tertarik pada dunia bisnis yang ia jalani.
"Senang bisa bertemu dengan Anda, Sabaku-san" ujar Sasuke dengan senyum formal.
Rey memuji bagaimana Sasuke bersikap.
"Kau bisa menganggap ku tertarik pada proposal yang kau ajukan"Sasuke mengangguk singkat.
"Jika Anda bersedia bekerja sama dalam proyek ini, saya yakin Anda akan meraih keuntungan yang besar"Rey menggeleng pelan.
"Sabaku Corp cukup sukses dalam Negara ini, aku tak butuh hal yang seperti itu"Deg
Sasuke menatap Rey Sabaku terkejut. Ia mengernyit atas balasan arogan itu.
Rey menyesap kopinya dengan santai di bawah tatapan Sasuke.
"Kedatanganku kemari bukan hanya perihal kontrak kerjasama antara Uchiha dan Sabaku" ujar Rey memulai. Ia menatap Sasuke dengan dingin. "Sabaku hanya akan menandatangani perjanjian ini, HANYA JIKA UCHIHA MAU MELEPAS KERJASAMA DENGAN HYUUGA"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me: I am Sorry
FantasySinopsis: Sakura Haruno memutuskan untuk mengakhiri cinta sepihaknya selama dua tahun terakhir pada Sasuke Uchiha yang dingin, setelah membaca buku penuh tragedi berjudul 'Hear Me'. Lanjutan dari Hear Me... bisa di baca secara terpisah.