12. Mendadak Model

1.7K 164 14
                                    

"Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu, Mas?"

Seorang resepsionis menyambut dan bertanya ramah kepada Ronald ketika ia tiba di lobi kantor SA Agency.

"Nama saya Ronald dan saya ada janji bertemu dengan Mr. John jam sepuluh ini."

Si perempuan resepsionis itu mengecek sesuatu di layar komputernya lalu kembali menginfokan Ronald.

"Mas Ronald bisa langsung ke lantai 3 dan ke studio 1. Di sana Mas bisa ketemu langsung dengan Mr. John. Ini akses untuk naik lift."

Ronald menerima sebuah ID Card dengan tanda "Guest" yang merupakan sebuah kartu akses untuknya agar bisa naik ke lantai 3.

"Terima kasih banyak, Mbak Mira." Kata Ronald setelah membaca nama si resepsionis di-ID Card-nya.

"Sama-sama." Balas Mira dengan senyum ramahnya.

Ronald melangkahkan kakinya menuju lift yang ada di bagian sebelah kanan lobi kalau dari pintu masuk. Sembari berjalan ia juga memperhatikan interior lantai satu kantor ini. Walaupun dari luar gedung kantor berlantai tujuh ini hampir sama dengan kebanyakan kantor-kantor lainnya, tapi di bagian dalam Ronald disambut dengan desain interior yang berkonsep retro funky. Pemilihan warna-warna cerah dan furniture jadul yang estetik memunculkan kesan ceria tetapi nyaman bagi siapa pun yang berada di sini. Di dinding juga terdapat banyak pop art artis-artis legend dari dalam maupun luar negeri untuk memanjakan mata bagi siapa pun yang melihat. Ronald menyukai suasana di sini.

***

Sampai di lantai tiga Ronald langsung menuju ke studio 1 seperti yang sudah diarahkan. Tadi ia sempat membaca sekilas denah gedung ini sebelum masuk lift, lantai tiga memang dikhususkan untuk berbagai macam studio dan yang menjadi tujuan Ronald adalah studio foto.

Ketika masuk Ronald disambut oleh seorang perempuan dengan rambut pendek berwarna merah menyala dan gaya berpakaian yang super boyish.

"Hai, lo pasti Ronald, kan?" Sapanya, "Gue Erin, asisten fotografernya Mr. John."

"Hai, Mbak Erin. Saya Ronald."

"Sama gue santai aja lo boleh lo gue kok."

"Oke, Mbak."

"Ron, lo bisa tunggu di situ dulu. Bentar lagi kita mau ambil foto lo tapi nunggu atasan nyampe sini dulu. Lagi otw dia." Erin menunjuk ke arah sofa, mempersilahkan Ronald duduk.

"Lo bisa kenalan juga sama model cewek yang bakal jadi partner lo nanti. Tadi dia lagi permisi ke toilet bentar." Lanjut Erin.

"Oke, Mbak. Gue tunggu di situ. Terima kasih."

Erin pun meninggalkan Ronald untuk meneruskan kegiatannya yang sempat tertunda ketika Ronald datang tadi. Ronald duduk di sofa yang panjang dan melihat Erin yang dengan cekatan menyiapkan semua perlengkapan yang akan digunakan untuk sesi pemotretan nanti.

"Ronald?"

Suara yang tidak asing memanggil Ronald dari arah pintu masuk.

"Ryu!" Ronald menoleh dan menatap Ryu tidak percaya.

"Lo ngapain di sini?"

"Lo sendiri?"

Ryu tertawa, antara tidak percaya dan tersipu malu, lalu berjalan dan duduk di sebelah Ronald.

"Gue mau pemotretan, Ron." Jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa sedikit malu.

"Bentar... Jangan-jangan lo model cewek yang Mbak Erin bilang tadi?" Tebak Ronald.

(IM)POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang