Sehabis batalnya janji mereka untuk jalan pagi karena Salisa mendadak sakit kepala, Ronald merasa ada sesuatu yang berbeda dengannya mulai di hari kedua mereka di Puncak. Waktu sarapan, perjalanan pulang sampai mereka harus berpisah setelah makan siang Salisa lebih banyak diam. Sampai Ronald kembali bertanya kepada dirinya, mungkin ia melakukan kesalahan lagi. Masalahnya, Salisa tampak biasa saja pada yang lain tetapi terlihat jelas menghindarinya.
Ronald merasa sedikit frustasi. Belakangan juga ketika Ronald menghubunginya melalui chat jawaban Salisa sangat singkat. Pesan jahil dari Ronald juga tidak lagi ditanggapinya. Pernah ia meneleponnya dua kali tapi tidak diangkat. Ronald ingin sekali meneleponnya lagi tapi ia urungkan niatnya karena takut mengganggu Salisa. Mungkin bosnya itu sedang sibuk.
Setelah itu hari-hari Ronald disibukkan dengan kegiatannya yang biasa seperti revisi skripsi, part time di The Felix, tutoring Adela dan beberapa sesi pemotretan baik solo maupun berdua dengan Ryu di studio SA Agency.
Tadinya Ronald sangat berharap bakal ada Salisa ketika ia melakukan pemotretan, tapi tak sekali pun Salisa hadir diantaranya. Ia juga sengaja berlama-lama berada di kantor siapa tahu bisa berpapasan dengan direkturnya itu, sayangnya nihil. Lagian Ronald tidak mempunyai alasan untuk mendatangi ruangannya karena tentu saja ia tidak ada kepentingan dengan yang bersangkutan. Apalagi Salisa sudah memperingatinya untuk tetap profesional selama di kantor.
Tidak terasa hampir seminggu setelah liburan ke Puncak berlalu. Besok sudah weekend lagi dan kebetulan Ronald free. Ronald berniat mengajak Salisa ngedate untuk yang kedua kalinya. Kebetulan ada pameran arsitektur yang sedang diadakan di Jakarta dan Ronald ingin sekali ke sana bersama Salisa. Ia ingin menunjukkan dan berbagi kepada perempuan itu hal-hal yang menjadi passion bagi Ronald.
Namun mengingat keadaan mereka yang sedikit renggang seminggu ini, Ronald tidak yakin Salisa akan menyetujui ajakannya.
Ronald: Malam Mbak
Ronald: Besok ada waktu ga, Mbak?
Ronald: Aku kepingin ngajak Mbak ke pameran arsitektur di ICE BSD City
Ronald: Kencan kita masih berlaku kan, Mbak?
Ronald: Anggep ini adalah kencan kedua kita
Ronald: Gimana, Mbak bisa?
Kenapa jadi kaku begini ya? Sadar Ronald dalam hati setelah membaca pesan yang dikirimnya ke Salisa.
Butuh waktu setengah jam buat Salisa membalas pesan Ronald yang sebelumnya tidak pernah sampai selama ini. Dan Ronald pun harus menelan kekecewaan setelah membaca balasan dari Salisa.
Salisa: Maaf Ron, besok saya jadwal arisan Suka-Suka.
Salisa: Jadi saya ga bisa. Maaf ya.
Ronald: Gapapa Mbak
Ronald: Have fun besok ya Mbak
Ronald membuang nafasnya kasar. Ini beneran ia sedang mode asing dengan Salisa. Dan Ronald tidak tahan dengan situasi seperti ini. Ini tidak bisa dibiarkan.
Ronald: Saya ada salah lagi ya Mbak?
Ronald: Saya merasa Mbak beda ke saya setelah dari Puncak. Mbak ga seperti biasanya
Ronald: Kalau saya ada salah saya minta maaf ya Mbak 🙏🏼
Salisa: Ga ada yang beda dari saya
Salisa: Perasaan kamu aja
Ronald: Tapi kenapa setiap Mbak balas pesan saya selalu singkat dan telepon dari saya ga pernah diangkat
KAMU SEDANG MEMBACA
(IM)POSSIBLE
FanficSalisa Amira wanita mandiri berusia 32 tahun, direktur dari sebuah perusahaan manajemen artis dan pengelola bakat bernama SA Agency. Ekspresi datar, dingin, dan tegas adalah image yang Salisa bangun sejak dirinya bercerai dari mantan suaminya lima t...