26. Rumah Ronald

2.4K 314 41
                                        

Bus pariwisata yang membawa mereka kembali tiba tepat pukul 7 malam di parkiran kampus. Perjalanan pulang lebih lama karena mereka sempat berhenti dulu untuk sholat maghrib tadi. Sebelum turun dari bus Yusuf memberikan kata-kata penutupan terlebih dahulu.

"Saya juga mau berterima kasih kepada kak Salisa Amira yang ternyata diam-diam dan dalam waktu yang singkat mengumpulkan dana sebesar 150 juta rupiah yang telah disumbangkan ke pesantren Sa'adah untuk pembangunan perpustakaan di sana." Semuanya berdecak kagum dan bertepuk tangan untuk Salisa, membuat Salisa menenggelamkan diri di kursinya.

Ronald di sampingnya langsung terpelongo menatapnya.

"Beneran?" Tanya Ronald.

Salisa cuma mengangguk. Kok Yusuf bisa tahu sih?

"Barusan Kyai Mustofa mengirimkan saya pesan kalau beliau baru menerima uang tersebut di rekening pesantren dan mengucapkan terima kasih banyak kepada Kak Salisa Amira. Beliau menyampaikan semoga amal kebaikan Kak Salisa dan teman-teman kakak yang ikut berpartisipasi di terima Allah SWT dan selalu mendapatkan keberkahan. Aamiin..." Semuanya bantu mengaminkan doa tersebut.

Waktu sebelum ashar tadi Salisa sempat mengobrol dengan Halimah dan bertanya kira-kira apa lagi yang dibutuhkan pesantren, Halimah menjawab perpustakaan. Tapi mereka bersedia bersabar sampai ada bantuan dana untuk membangunnya.

Karena itu Salisa berinisiatif mengumpulkan dana dari anggota keluarganya, teman arisan Suka-Suka dan pegawai di SA Agency yang untungnya mendapatkan respon positif dari mereka semua, sehingga dalam waktu dua jam saja sudah terkumpul 150 juta.

Maka dari itu setengah jam sebelum mereka tiba di kampus Salisa mengirim pesan kepada Halimah dan menyampaikan maksud dan tujuannya yang tentu saja disambut baik oleh Halimah dan keluarga di pesantren. Salisa tidak menyangka kalau pihak mereka memberi tahu Yusuf soal ini.

"Terima kasih ya, Mbak, kamu keren!" Ucap Ronald pelan, senyumannya bercampur bangga dan penuh terima kasih. Salisa hanya menepuk pelan bahu Ronald dengan tangannya sebagai respon.

Selesai mengucapkan terima kasih dan salam perpisahan Yusuf mengizinkan mereka keluar dari bus satu persatu.

Di parkiran mereka tidak bisa langsung pulang karena Salisa dikerumunin oleh rombongan mahasiswi yang ikut kegiatan tadi. Mereka mengucapkan rasa terima kasih langsung kepada Salisa dan memuji kalau dia adalah cewek keren dan mereka semua kepingin seperti Salisa kalau sudah lebih dewasa nanti, cantik, pintar, baik dan sukses.

Salisa sendiri tidak bisa berkata apa-apa. Ia takut kalau pujian-pujian itu terlalu berlebihan dan membuatnya jadi besar kepala jadi ia hanya bisa mengucapkan syukur saja. Meskipun begitu Salisa merasa terharu dan hatinya menghangat. Segala ketakutannya mengikuti rombongan ini tadi pagi sekarang berganti dengan kebahagiaan. Salisa juga sempat bertukar nomor dengan beberapa mahasiswi lain agar tetap keep in touch. Bahkan ada diantara mereka yang tidak segan-segan mendoakan agar ia dan Ronald langgeng terus dan segera halal. Kalau untuk yang satu itu Salisa hanya merespon dengan cengiran. Bingung harus diaminkan atau bagaimana.

"Udah selesai fanmeeting-nya?" Goda Ronald begitu Salisa akhirnya tiba di tempatnya menunggu, sudah siap di atas motor dengan helm dikepalanya.

"Hehe.. maaf lama." Jawab Salisa menyengir sambil menerima helm dari Ronald dan memakainya.

"Mau makan malam dulu nggak sebelum pulang?" Tanya Ronald lagi.

"Boleh deh." Jawab Salisa setelah duduk aman di belakang Ronald.

"Oke, kalau gitu kita jalan."

***

Sayangnya rencana makan malam mereka harus batal karena tiba-tiba saja gerimis yang cukup deras mulai turun. Dan sepertinya sebentar lagi hujan lebat akan mengguyur ibu kota.

(IM)POSSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang