"Ini beneran, Bang?" Tanya Rubina tidak percaya, matanya berkaca-kaca senyumnya sumringah.
"Iya, bener." Jawab Ronald, senyumnya pun tidak lepas dari wajahnya melihat reaksi bahagia adiknya.
"Jadi gue pergi ke Singapur, nih? Hah.. ini nggak mimpi, kan? Rhea coba dulu kamu cubit Onty." Rubina mengulurkan tangannya pada Rhea yang duduk di hadapannya.
Rhea yang sedang sarapan biskuit kesukaannya tentu saja mau disuruh mencubit onty-nya itu.
"Awww!" Ternyata sakit, "Berarti ini bukan mimpi. Yeay.. aku jadi study tour ke Singapur!"
"Makasih abang, makasih banyak. Gue seneng banget, Bang." Kata Rubina pada Ronald dan memberikan pelukan singkat untuk abangnya yang duduk di sebelahnya.
"Iya, sama-sama. Lo yang bener belajarnya entar di sana. Pokoknya lo harus enjoy." Pesan Ronald sambil mengelus pelan kepala adiknya.
"Pasti, Bang."
Saat ini Ronald, Rubina, Rahayu dan Rhea sedang di ruang makan. Mereka lagi menikmati sarapan pagi ketika Ronald memberi tahu Rubina kalau dia bisa pergi ke Singapur.
"Kabarin gue kemana gue harus transfer semua biayanya nanti ya, Ru."
"Siap, Bos!" Kata adiknya itu sambil hormat penuh semangat.
"Ya udah, aku berangkat ke sekolah dulu ya, Bu, Bang." Rubina bangkit dari kursinya, membawa piring kotornya ke wastafel.
"Hati-hati di jalan ya, Nak." Ucap Rahayu ketika bungsunya itu salim kepadanya.
"Iya, Bu." Jawab Rubina, "Uhuy.. udah nggak sabar mau daftar study tour. Nggak sabar mau ke Singapur!" Katanya riang sambil menyiumi kedua pipi Rhea yang chubby, mengganggu keponakannya yang sedang asik mengunyah biskuit.
"Bau acem kamu, Rhe! Hahaha..." lalu dia cepat-cepat kabur sebelum keponakannya itu tantrum.
"Omaaa.. hiks." Rengek Rhea karena nggak terima dibilang bau asem.
"Jangan didengerin onty kamu, Rhe. Sayangnya oma nih. Selesai sarapan kita mandi ya." Kata Rahayu sambil merapikan rambut ikal Rhea yang berantakan gara-gara dicium paksa oleh Rubina.
"Habisin cepat biskuitnya." Tambah Rahayu lagi pada Rhea yang sekarang lagi adu muka jelek sama om Ronald-nya.
"Oh iya, Ron, jadi kamu dapat pinjeman dari Felix ya? Kemarin Riyana cerita sama Ibu."
"Eh.. iya, Bu." Ronald terdiam ragu lalu melanjutkan, "Alhamdulillah Felix mau pinjemin ke Ronald."
"Syukurlah. Nanti sampaikan terima kasih dari Ibu ya buat Felix."
Ronald hanya bisa tersenyum canggung dan mengangguk. Maafin Ronald bohong dikit ya, Bu.
Sejujurnya dia tidak bisa tidur semalamam. Setelah menyetujui tawaran dari Felix, sahabatnya itu segara menghubungi client-nya yang ternyata adalah ketua dari arisan Suka-suka, nama grup arisan tersebut. Ronald pun berbicara dengan Mbak Anita, si ketua arisan, melalui ponsel Felix. Mbak Anita berterima kasih kepada Ronald dan minta izin untuk menyimpan kontak Ronald, mau minta nomor rekening katanya.
Felix pun memberikan nomor Ronald ke Mbak Anita. Tak butuh waktu lama perempuan itu mengirim pesan dan langsung meminta nomor rekening Ronald yang tentunya ia berikan. Dan sebentar saja saldo di rekeningnya sudah bertambah sebanyak dua puluh juta rupiah. Ronald sampai tidak bisa berkata-kata karena untuk pertama kalinya ia melihat isi rekeningnya sebanyak itu.
Ronald pun membalas pesan Mbak Anita dan mengucapkan terima kasih. Namun pesan terakhir dari perempuan itu malah membuatnya tidak bisa tidur.
Ronald: Sudah masuk ke rekening saya, Mbak. Terima kasih banyak ya, Mbak. 🙏🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
(IM)POSSIBLE
Fiksi PenggemarSalisa Amira wanita mandiri berusia 32 tahun, direktur dari sebuah perusahaan manajemen artis dan pengelola bakat bernama SA Agency. Ekspresi datar, dingin, dan tegas adalah image yang Salisa bangun sejak dirinya bercerai dari mantan suaminya lima t...