Ini dia janji update yang kedua hari ini (untung ada yang bisa jawab yaa😆). Enjoy!
***
Gimana ini?
Salisa menggigit bibir bawahnya. Rasanya ingin sekali ia bisa lenyap dari muka bumi ini. Bisa-bisanya ia melakukan itu tanpa menyadarinya tadi. Salisa kembali memandangi foto yang dikirim Ronald dan menghela nafasnya panjang.
Ini beneran gara-gara gue?
Sebuah foto dengan caption "tanggung jawab, Mbak!" yang dikirim Ronald adalah foto tangan kiri laki-laki itu yang memerah dan penuh dengan jejak kuku yang sudah pasti milik Salisa. Bahkan ada bagian kulit Ronald yang seperti terkelupas tipis. Itu jelas bekas kulit yang habis digrauk.
Salisa: Ron.. maaf 😭😭😭🙏🏼🙏🏼🙏🏼
Ronald: Saya memang nawarin tangan saya sih tadi Mbak, tapi ya ga untuk digrauk juga
Salisa: Jadi saya harus gimana?
Ronald: Obatin dong
Salisa: Kenapa nggak bilang sih tadi waktu selesai nonton kan bisa langsung cari obat di mall. Udah malem gini gimana saya mau keluar lagi? 😭😭😭
Ronald: HAHAHAHA.. becanda loh Mbak!
Ronald: Aman kok. Itu tadi saya foto waktu di toilet mall habis keluar dari studio. Makanya masih kelihatan fresh 😅
Salisa: Beneran? 😭😭😭
Ronald: *send photo* nih lihat malah udah hampir hilang bekasnya
Salisa: Syukurlah. Saya jadi nggak enak gini. Maaf ya sekali lagi 🙏🏼😭
Ronald: Mbak stop pakai emot 🙏🏼😭
Ronald: Saya cuman bercanda tadi, saya juga nggak apa-apa
Salisa: Oke
Ronald: Tapi sayang banget ya Mbak
Salisa: Kenapa tuh?
Ronald: Saya jadi tahu kalau Mbak ga bisa nonton film yang serem2
Salisa: Memang
Ronald: Padahal saya ada niat mau movie date sama Mbak nonton film horor
Salisa: Kan banyak film lain sih 😒
Ronald: Nggak bisa modus dong Mbak 😁🤣
Salisa: Saya block nih ya nomor kamu! 😡
Ronald: Ampun 🙏🏼🤣
Salisa tidak habis pikir dengan si jamet bernama Ronald itu. Sedetik dia bikin orang khawatir, detik berikutnya malah bikin orang kesal. Sepertinya Salisa harus memperbanyak stok sabarnya bergaul dengan bokem yang satu itu.
***
Ronald keluar dari ruangan sidang dengan wajah sumringah dan perasaan lega luar biasa. Sidang Seminar Proposal yang baru saja ia lalui berjalan dengan lancar dan topik yang akan menjadi penulisan skripsinya disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen pengujinya. Setelah ini Ronald hanya perlu melakukan sedikit revisi barulah ia akan memulai penelitiannya. Untuk sementara Ronald sedikit bisa bernafas dengan lega.
Di luar sudah ada Felix yang menunggu dengan dua buket ditangannya, satu paper bag dan sebuah selempang yang bertuliskan "semprotulation". Ronald menggelengkan kepalanya, padahal dia sudah bilang tidak perlu melakukan hal itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/374363362-288-k694961.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(IM)POSSIBLE
FanfictionSalisa Amira wanita mandiri berusia 32 tahun, direktur dari sebuah perusahaan manajemen artis dan pengelola bakat bernama SA Agency. Ekspresi datar, dingin, dan tegas adalah image yang Salisa bangun sejak dirinya bercerai dari mantan suaminya lima t...