Salisa terbangun setelah mendengar Nova yang terus-terusan mengoceh, berisik sekali.
"Sal, bangun. Udah jam 3 nih. Lo belum siap-siap lagi. Buruan bangun."
Salisa pun bangkit dari posisi tidurnya, lalu duduk sebentar untuk mengumpulkan nyawa.
Setelah memakai kacamatanya Salisa baru tersadar dengan outfit yang dikenakan oleh Nova. Temannya itu memakai dress off shoulder berwarna baby blue bergaya bohemian favoritnya dan ankle boots berwarna putih. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai dan topi koboi berwarna putih menghiasi kepalanya.
"Gimana cakep aku, kan?" Tanya Nova sambil memutar-mutar tubuhnya.
Salisa hanya mengangguk. Dia segera bangkit dan mengambil goodie bag yang berisi pakaian gantinya di atas sofa dan berjalan menuju kamar mandi Nova.
Lima belas menit kemudian Salisa keluar dari kamar mandi sudah rapi dengan baju serba biru putih sesuai dress code dan wajah segar yang sudah di-touch up. Kali ini Salisa memutuskan untuk bergaya sedikit girly, dia memakai blouse sky blue dengan aksen kerut di bagian pinggangnya, lalu inner dan rok plisket berwarna putih. Penampilan feminin Salisa dilengkapi dengan hijab berwarna senada dengan blouse-nya. Salisa juga tidak memakai kacamata seperti biasa dan menggantinya dengan kontak lens berwarna abu-abu, dia tidak terlalu suka warna yang mencolok.
"Wih, cantik kali kau kulihat-lihat." Komen Nova ketika melihat penampilan Salisa.
Salisa hanya memutar bola matanya sebagai respon.
"Ya udah yok berangkat." Ajak Salisa.
Kedua bestie itu pun berangkat bersama dengan Salisa menyetir mobilnya menuju The Felix, cafe tempat mereka mengadakan arisan kali ini.
***
Mereka sampai di The Felix tepat sepuluh menit sebelum jam 4 sore dan langsung diarahkan oleh salah satu pelayan menuju VIP Room di lantai dua, yang ternyata ke sepuluh teman mereka yang lain sudah kumpul semua. Setelah bercipika-cipiki ria dan duduk di meja masing-masing Anita, si ketua arisan, memulai acara.
Sebenarnya tidak satu pun orang di sini yang Salisa kenal secara dekat, hanya sekedar tahu saja. Dia ikut arisan ini juga karena "paksaan" Nova yang berteman dengan salah satu customer setianya seorang guru dan pemilik studio yoga ternama di Jakarta, yaitu Anita Arabella.
Salisa selalu menolak ajakan Nova untuk ambil kelas yoga di studionya Anita. Sebagai gantinya dia memaksa Salisa untuk ikut arisan aneh ini. Nama arisannya aja arisan Suka-suka, aneh banget!
"Mbak Sal, jadi gimana model yang kecelakaan tadi pagi?" Seorang perempuan berambut dirty blonde yang duduk di meja sebelah kiri meja Salisa bertanya ketika mereka sedang menikmati santapan sore itu, namanya Naya. Mereka semua di sana sudah saling mengetahui profesi masing-masing.
Salisa yang sebenarnya malas membahas soal itu mau tak mau harus menjawab demi menjaga sopan santun.
"Masih dirawat di rumah sakit, Mbak."
"Aku denger nih ya, ternyata malam itu dia clubbing sama seorang laki-laki. Mereka sempat bertengkar katanya waktu di club. Makanya si Viona Viona itu pulang sendiri bawa mobilnya dalam keadaan mabuk."
"Oh ya? Siapa laki-laki itu, Mbak Nay?" Tanya Julia, teman satu meja Naya, mata perempuan cantik itu berbinar kala mendengar gosip terhangat dari Naya.
"Aku juga nggak tau sih, Mbak Jul. Tapi katanya nih ya, dia laki-laki udah mateng alias om om."
Entah harus bagaimana Salisa bereaksi setelah mendengar itu semua. Dia memutuskan untuk tidak mendengarkan lagi pergibahan Naya dengan yang lainnya, hanya fokus menghabiskan makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IM)POSSIBLE
FanfictionSalisa Amira wanita mandiri berusia 32 tahun, direktur dari sebuah perusahaan manajemen artis dan pengelola bakat bernama SA Agency. Ekspresi datar, dingin, dan tegas adalah image yang Salisa bangun sejak dirinya bercerai dari mantan suaminya lima t...