5. DUNIA BARU

168 15 9
                                    

Ino memijat pelipisnya yang berdenyut. Dia menoleh ke samping dan melihat suaminya masih tidur. Ino hendak meninggalkan ranjang tetapi Sasuke menahan pergelangan tangannya.

"Tidak perlu menyiapkan sarapan, Ino. Kamu masih pusing," ucap Sasuke saat matanya masih tertutup.

Ino kembali berbaring dan dia mencium pipi Sasuke. Memang suaminya tidak romantis, tetapi Ino selalu memulainya duluan. Jika dia tidak agresif maka hubungan mereka akan seperti Kutub Utara.

"Aku tidak mau suamiku kelaparan."

Sasuke membuka matanya. "Aku akan membeli makanan. Kamu tidak perlu melakukan apa pun."

Ino tersenyum, kemudian mencium pipi Sasuke lagi. "Kamu sangat tampan saat bersikap manis seperti ini. Bisakah kamu melakukannya setiap hari?"

"Aku tidak janji."

"Issh, aku menarik pujianku. Kamu tidak tampan!"

Sasuke tidak peduli, dia semakin mengeratkan pelukannya. "Aku kedinginan, Ino."

***

Ino mampir ke toko bunga sebelum melanjutkan pekerjaannya di kantor. Pegawainya segera menyambutnya.

"Selamat pagi, Ino-san."

"Selamat pagi. Bagaimana kabarmu?"

"Baik, Ino-san."

"Maaf membiarkanmu mengurus toko bunga sendirian. Aku sangat sibuk, sementara Kasan harus menghadiri pertemuan klan di luar desa."

"Tidak apa-apa, Ino-san. Aku senang Ino-san memberi kepercayaan padaku."

"Aku harus ke kantor, aku percayakan toko bungaku padaku."

Ino hendak membuka pintu tetapi seseorang sudah melakukannya dari luar. Ino cukup terkejut karena orang itu adalah orang yang bekerja untuk tetua desa.

"Ino-san, apakah Anda sibuk? Tetua desa ingin menemui Anda."

Sebenarnya pertanyaan itu hanyalah basa basi karena jelas orang itu tidak menerima penolakan dari Ino.

Ino tidak pilihan, mau tidak mau dia harus menerima undangan dari para tetua yang selalu menyebalkan. Tetua itu selalu mengatur, ingin diprioritaskan, namun hasil kerja mereka tidak terlihat. Bukan hanya Ino yang kesal kepada mereka, hokage juga. Namun, karena posisi mereka sebagai tetua, mau tidak mau Ino harus menghormati mereka.

Ino tiba di ruang tamu tetua dan dia semakin terkejut saat melihat Tsunade. Hokage kelima itu tersenyum sembari memberi isyarat agar Ino duduk di sebelahnya. Ino duduk di samping mantan gurunya dan dia terpaksa tersenyum kepada tetua.

"Selamat pagi, Koharu-sama, Homura-sama," sapa Ino.

Koharu membalas, sementara pria tua di sampingnya hanya berdeham. Homura menyesap ocha hangat sebelum berbicara dengan Ino.

"Ino, apa keputusanmu?" tanya Homura. Dia tidak ingin basa basi tetapi pertanyaannya justru membuat Ino bingung.

"Keputusan?" tanya Ino. Dia menoleh pada Tsunade tetapi hanya sebentar. "Apa maksud Anda?" Ino mengembalikan pandangannya kepada tetua.

"Kupikir kau sudah mengetahuinya, jadi aku ingin mendengar jawabanmu."

Tsunade melihat kebingungan Ino, lalu dia melihat tetua itu. "Sepertinya Sasuke belum mengatakan apa pun kepada Ino. Aku pikir kita tidak perlu masuk terlalu dalam ke rumah tangga mereka. Sasuke dan Ino pasti akan mendiskusikannya." Wanita tua namun berparas muda itu mengambil alih pembicaraan.

"Kenapa Sasuke masih menundanya? bukankah Sakura sudah setuju?" tanya Homura. "Gadis itu rela menjadi istri kedua demi desa ini dan aku sangat menghargainya."

ALWAYS WITH YOU (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang