ALWAYS WITH YOU (SASUINO)

19. PERTEMUAN TAK TERDUGA

"Masih tidak ingin menceritakannya padaku?" tanya Sasuke. Saat ini dia dan Ino sedang duduk di sofa kamar.

Ino memeluk gelas dengan telapak tangannya, dia sedang memikirkan pertanyaan Sasuke. Pria itu bersikap dingin karena Shikamaru atau pun dia tidak ada yang mau menjelaskan.

"Apa pertemuanmu dengan Shikamaru membuatmu tuli?" Sasuke bertanya lagi, agak kesal karena Ino mendiamkannya.

"Sasuke, pertemuan kami hanya kebetulan," jawab Ino. Dia tidak ingin menyusahkan Sasuke dengan menceritakan semuanya. Penerimaan Sasuke atas dirinya sudah cukup, dia tidak mau melibatkan Sasuke terlalu jauh. Sepertinya dia mulai tahu mengapa dia ada di dunia ini dan dia akan mencari tahu tanpa melibatkan Sasuke. Itu yang dia pikirkan saat ini.

"Ino, tolong. Jangan membuatku seperti orang bodoh. Aku harus tahu tentang apa pun yang terkait dengan dirimu."

"A-aku---" Ino merasa bersalah saat melihat tatapan memohon Sasuke, tetapi sungguh dia tidak ingin melibatkan Sasuke terlalu jauh. Ino pun menundukkan kepalanya, melihat gelas tak bersalah di tangannya.

Sasuke melihat gelas di genggaman Ino. Jika gelas bisa bicara, benda itu pasti akan berteriak karena Ino menggenggamnya begitu kuat. Sasuke menghela napas untuk mengumpulkan kesabarannya yang sempat berpencar di udara, kemudian dia mengambil gelas dari tangan Ino.

Ino mendongak dan menemukan Sasuke sedang melihatnya dengan intens. "Aku ingin tahu, Ino. Apa itu terlalu rahasia hingga aku tidak bisa mengetahuinya? Apa sekarang Shikamaru lebih bisa diandalkan daripada diriku?" tanya Sasuke.

Ino menggelengkan kepalanya, merasa bersalah kepada Sasuke. "Aku selalu menyusahkanmu, Sasuke. Kamu membelikan aku makanan, pakaian, dan bahkan kau membawaku ke tempat ini. Kamu melakukan banyak hal untukku dan aku tidak akan bisa membalasnya."

Sasuke mengambil kedua tangan Ino dan menggenggamnya. "Aku pun tidak tahu kenapa aku melakukannya. Aku hanya ingin melindungimu." Sasuke berbohong, tetapi tidak sepenuhnya. Dia memang ingin melindungi dan membahagiakan Ino, tetapi dia harus menyembunyikan alasan di balik sikapnya itu. Sasuke bukan anak kecil yang tidak mengetahui apa yang dia rasakan terhadap Ino. Meski dia belum pernah berkencan tetapi dia tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Sasuke tidak merasakan itu saat bersama Hinata, bahkan dengan Karin. Namun, Sasuke harus menyimpan perasaan itu untuk dirinya sendiri. Dia tidak mau cintanya membuat Ino menjauh darinya.

"Kamu masih ragu?" tanya Sasuke, matanya masih terpaku pada wajah cantik Ino.

"Bu-bukan seperti itu. Aku hanya---" Perkataan Ino tercekat di tenggorokan saat Sasuke mendekat dan memeluknya.

"Aku hanya ingin melindungimu, Ino. Tolong aku untuk melakukannya."

"Maaf, Sasuke. Aku tidak ingin menyakitimu."

"Kamu tidak melibatkanku sama dengan menyakitiku. Aku sudah mengatakannya, kan? Anggap aku sebagai pengganti suamimu. Jangan mengandalkan orang lain."

"Sasuke," lirih Ino. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak mengeratkan pelukannya. Pelukan Sasuke ini sama hangatnya dengan pelukan Sasuke-nya. "Maafkan aku."

"Hn."

Setelah hampir lima menit dengan posisi yang sama, Sasuke pun melepaskan pelukannya. "Mau bercerita?" tanya Sasuke.

Ino mengangguk. Dia tidak memiliki alasan lagi. Akhirnya Ino memberitahu Sasuke tentang tunangan Shikamaru. "Alasan mengapa Shikamaru mengenalku karena aku mirip dengan tunangannya. Sama seperti aku yang mengira kamu adalah suamiku."

"Kamu melihatnya secara langsung?"

Ino menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu kenapa tapi aku tidak bisa masuk ke ruangannya. Aku sangat bingung, Sasuke. Aku tidak tahu mengapa aku ada di sini dan mengapa aku bertemu dengan orang-orang yang mirip dengan orang-orang di duniaku. Yang membuatku semakin bingung, aku pun memiliki duplikat di dunia. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Berulang kali aku berkata ini adalah mimpi, tapi setiap kali aku bangun yang aku temukan adalah hal yang sama. Aku bingung, Sasuke." Ino melihat ke bawah dengan telapak tangan menutupi wajahnya.