14. KENCAN

104 5 0
                                    

Sasuke dan Ino baru saja tiba di rumah. Kening Ino berkerut saat melihat sebuah mobil porsche berwarna jingga beristirahat di halaman rumah Sasuke.

"Hah, si baka itu pasti ke rumahku sebelum ke rumahnya," ucap Sasuke saat melihat mobil mewah itu.

"Siapa yang kau bicarakan?" tanya Ino.

"Penyuka warna jingga hanya Naruto. Dia pasti bosan dengan pekerjaannya, itu sebabnya dia ke rumahku."

Sasuke dan Ino keluar dari mobil, kemudian Ino membantu Sasuke mengambil belanjaan mereka dari bagasi. Ino berjalan di depan, Sasuke mengikutinya dari belakang.

"Dobe, apa yang kau lakukan di rumahku?" tanya Sasuke saat onyx-nya menemukan Naruto sedang menyesap bir kalengan.

"Kau sudah pulang, Sasuke-kun," tanya seorang wanita, membuat Sasuke dan Ino menoleh ke arah meja makan.

"Kalian tidak shooting?" tanya Sasuke saat meletakkan belanjaan mereka di lantai.

"Sudah selesai," jawab Naruto sambil menyilangkan kedua kakinya, kemudian dia melihat belanjaan Sasuke. "Apa kau membeli camilan?" Naruto bertanya karena dia melihat beberapa camilan di dalam kantong belanjaan. "Tidak biasanya kau membeli camilan."

"Camilan itu milik Ino. Jangan menyentuhnya!"

Bukan Naruto jika dia mendengarkan perkataan Sasuke. Dia bangkit dari sofa, segera meraih keripik kentang.

"Dobe!" teriak Sasuke, tetapi si kuning hanya membalas dengan cengiran.

"Sudahlah, Sasuke-kun. Masih banyak camilan lain," ucap Ino untuk melerai mereka.

"Percuma, Ino! Mereka tidak akan berhenti sebelum menemukan pemenangnya," ucap Hinata.

Perkataan Hinata tepat karena Sasuke sedang berusaha merebut keripik kentang dari Naruto. Si kuning itu meringkuk di sofa, menyembunyikan keripik itu di bawah dadanya.

"Ini milikku, teme!" sahut Naruto tidak mau kalah.

Ino akhirnya mengikuti saran Hinata, Dia mengabaikan mereka dan menghampiri Hinata yang sedang menata yakisoba di atas meja.

"Kamu masak?" tanya Ino.

"Tidak. Kebetulan pekerjaan kami selesai lebih cepat, jadi kami mampir di restoran. Naruto-kun tidak akan bisa lepas dari mie, jadi aku membeli yakisoba."

Ino menoleh, masih melihat Sasuke dan Naruto yang berdebat. Mereka tampak sangat akrab, sama seperti di dunianya. Hanya saja di dunianya Sasuke tidak pandai mengekspresikan perasaannya meski di depan teman-temannya.

Perdebatan Sasuke dan Naruto berhenti saat ponsel berbunyi. Sasuke mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menjawab panggilan Konan.

"Apa kau sudah memeriksa kamar Ino? Aku membeli ranjang terbaik untuknya dan aku sengaja menghiasnya dengan kombinasi warna biru dan ungu. Aku memilih warna itu karena aku lihat Ino sangat menyukai ungu."

"Terima kasih, kakak ipar."

Sasuke segera bangkit dari sofa, mengabaikan Naruto yang mengunyah keripik kentang. Sasuke menghampiri Ino dan menarik tangannya.

"Kamu harus melihat kamarmu?" ucap Sasuke.

"Kamarku?"

"Hn."

Sasuke membawa Ino ke lantai dua. Biasanya mereka masuk ke kamarnya, tetapi kali ini Sasuke membawa Ino ke sebuah kamar yang tak jauh dari kamarnya. Biasanya kamar itu kosong karena Sasuke tidak memerlukannya.

Ino tercengang dengan binar kebahagiaan menghiasi wajahnya. Dia tidak menyangka jika Sasuke akan memberikan kamar indah dan mewah untuknya.

"Aku tidak mau tidur di sofa lagi, jadi aku memberikan kamar ini untukmu," ucap Sasuke.

ALWAYS WITH YOU (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang