24. RAHASIA TERBUKA

128 8 12
                                    

Ino terbangun karena merasakan beban di atas tubuhnya. Ketika melihat beban itu, dia menemukan tangan Sasuke memeluk perutnya. "Kenapa dia tidur di sini?" gumamnya.

Ino belum mendapatkan kesadarannya, justru dia merasa kepalanya berat dan pusing. Ino mengubah posisinya menjadi menyamping, kemudian dia memperhatikan wajah Sasuke. Tangannya tidak mengenal sopan santun karena sekarang jari-jarinya sedang menelusuri lekuk wajah tampan Sasuke.

"Terima kasih, Sasuke."

Sentuhan tangan Ino membangunkan Sasuke. Perlahan kelopak mata Sasuke terbuka, menampakkan onyx yang jernih.

"Ohayo," sapa Sasuke dengan suara seraknya.

"Ohayo," balas Ino sambil tersenyum. Kemudian dia melanjutkan pertanyaannya. "Kenapa kamu tidur di sini? Biasanya kamu tidur di sofa."

Sasuke menekan hidung Ino. "Ini salahmu, Yamanaka Ino! Aku sudah melarangmu untuk minum alkohol tapi kamu nekad. Lihat apa yang kamu lakukan padaku!"

Kacau, hanya itu yang muncul di pikiran Ino. Dia tahu dirinya akan kacau saat mabuk, itu sebabnya suaminya selalu melarangnya, terutama saat bersama teman-temannya. Ino menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, dia melihat hanya sweater-nya yang tidak ada di sana. Ino bernapas lega, tetapi tidak lama. Sasuke membisikkan sesuatu di telinganya.

"Kamu tidak memakai bra, Ino."

Tanpa sadar Ino meraba dadanya, dan benar payudaranya bebas tanpa pelindung. Kemudian dia melihat Sasuke. "Apa kita?"

Sasuke mendekat dan memeluk Ino kembali. "Maaf, sayang. Aku hampir melakukan kesalahan besar. Beruntung aku mengingat pesan Neji. Keluarga kami tidak mengizinkan mengambil kesempatan dari orang mabuk."

Ino menyembunyikan wajahnya di dada Sasuke. "Jadi, kita tidak melakukan apa pun?"

"Tidak, Ino. Aku mencintaimu dan aku tidak akan melakukan itu tanpa izinmu."

Ino mendongak tanpa melepaskan pelukan Sasuke. "Terima kasih, Sasuke."

Sasuke mencium kening Ino, dan entah mengapa Ino tidak menolak sikap manis pria itu. "Aku tidak akan pernah menyakitimu, Ino. Aku tidak apa-apa meski cintaku akan bertepuk sebelah tangan. Aku hanya ingin melindungimu, membahagiakanmu, dan membuatmu mencintaiku."

"Sasu-"

"Jangan katakan apa pun!" ucap Sasuke saat menempelkan jarinya di bibir Ino. "Begini saja sudah cukup, Ino. Aku tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini."

Ino melihat wajah Sasuke tanpa mengatakan apa-apa. Dia juga merasa bahagia bersama Sasuke, tetapi dia tidak bisa mengatakannya. Hal yang dia inginkan dari suaminya ada pada Sasuke dan pria itu memperlakukannya dengan sangat istimewa.

Sasuke membelai rambut Ino dengan sayang. "Izinkan aku egois, Ino. Aku ingin memilikimu selama kamu ada di dunia ini. Bisakah aku melakukannya?"

Ino membenamkan wajahnya di leher Sasuke, membiarkan hidungnya menghirup aroma khas Sasuke. Dia tidak ingin mengatakan apa pun. Mulutnya ingin menolak tetapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Semua yang dia inginkan ada di dunia ini. Orangtuanya, sahabatnya, bahkan Sasuke.

Sasuke nyaman dengan posisi ini, tetapi matanya melihat jam dinding. Benda itu telah melewati angka sembilan. "Ino, apa kamu tidak lapar?"

Ino memegang perutnya, dia baru menyadari perutnya membutuhkan makanan. "Aku lapar."

"Kamu pasti masih pusing. Aku akan mengambilkan makanan dan minuman penghilang pengar," ucap Sasuke tanpa Ino memintanya.

"Kamu tidak keberatan?"

ALWAYS WITH YOU (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang