"Sasuke memperhatikan wajah istrinya yang sedang tidur. Ino belum makan dan itu membuatnya khawatir. Dia sudah kehilangan anaknya dan dia tidak mau Ino menyiksa dirinya.
Sasuke mendekatkan bibirnya ke kening Ino dan menciumnya. "Aku tidak mau kehilangan kamu, sayang. Jangan seperti ini."
Sasuke tidak pernah secara langsung mengatakan cinta atau memanggil Ino dengan mesra. Dia berani melakukan itu hanya saat Ino sedang tidur. Tetapi, percayalah jika Sasuke selalu punya cara untuk membawa Ino ke dalam kenikmatan surga dunia. Dia tidak perlu banyak bicara karena sentuhannya selalu menaklukkan istrinya.
Sasuke menyelimuti Ino sampai dada, kemudian dia meninggalkan ruangan itu. Dia harus mengambil makanan dari rumah mertuanya. Mungkin saja Ino mau makan bila ibunya yang memasak.
Sasuke berpapasan dengan ibu mertuanya di lorong rumah sakit.
"Kasan, baru saja aku ingin ke rumah," ucap Sasuke.
"Kasan tidak mau kau bolak balik, jadi kasan langsung ke sini. Bagaimana Ino? Dia mau makan?"
Sasuke menghela napas, rasanya ingin menyerah saja. Ibu mertuanya mengerti, lalu dia menarik tangan Sasuke ke sebuah bangku.
"Kau pun harus makan," ucap wanita yang telah menjadi ibu bagi Sasuke.
"Aku tidak bisa makan, kasan. Bagaimana aku bisa makan saat istriku sedang berbaring lemah di ranjang rumah sakit? Dia sangat berhati-hati dengan kehamilan ketiganya, tapi--" Sasuke mengusap wajahnya saat senyuman Ino melintas di kepalanya. Hari itu Ino membangunkan Sasuke dengan senyuman lebar. Ino memeluk Sasuke sebelum menunjukkan test pack padanya.
"Sasuke-kun, aku tahu bukan hanya Ino yang sedih. Kau tidak perlu menyembunyikan kesedihanmu. Jika kau tidak bisa menunjukkannya di depan Ino, maka tunjukkan di depan kasan. Kau adalah putraku sejak kau menikah dengan Ino."
Sasuke merasakan sesak di dadanya, dia hampir menangis. Wanita paruh baya itu bergeser dan mengusap punggung menantunya. "Tidak apa-apa, Sasuke. Menangislah."
Lagi, tanpa mereka lihat, Sakura sedang memperhatikan Sasuke. Sakura bahkan tidak meninggalkan rumah sakit karena dia ingin mengawasi pria itu. Sakura ingin menghibur Sasuke tetapi dia tahu hanya penolakan yang akan dia dapatkan.
***
Ino membuka mata dan kali ini dia melihat Sasuke tertidur dengan kepalanya di tepi ranjang. Ino mengusap rambut hitam milik suaminya.
"Maafkan aku, Sasuke. Maaf."
Biasanya Sasuke mudah bangun, tetapi sepertinya dia sangat kelelahan. Dia masih nyenyak meski Ino sedang mengusap kepalanya.
"Tidur seperti ini pasti tidak nyaman," gumam Ino.
Ino duduk dan dia meringis saat ngilu di perutnya menjalar ke seluruh tubuhnya. Ino mengguncang bahu Sasuke dengan lembut dan itu berhasil membangunkan pria itu.
"Tidurlah di ranjang itu," ucap Ino sambil melihat ranjang kosong di sampingnya. Jika tidak ada pasien lain maka siapa pun bisa menggunakannya.
Sasuke mengabaikan kata-kata Ino. "Kamu belum makan dan sekarang kamu tidak boleh menolak lagi."
Ino pasrah saat Sasuke mengambil bento dari nakas. Dia juga tidak tega bila harus menyusahkan suaminya. Sasuke terlihat sangat lelah dan Ino tidak mau menjadi beban baginya.
"Kasan ke sini?" tanya Ino saat melihat bento itu. Itu adalah masakan ibunya.
"Hn. Dia ingin menunggumu bangun, tapi aku tidak tega kalau dia menginap di sini. Aku memintanya pulang."
![](https://img.wattpad.com/cover/376624520-288-k361787.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS WITH YOU (SASUINO)
RomanceIno tiga kali keguguran dan penyebabnya adalah chakranya yang tak cukup untuk menjaga calon penerus Uchiha. Demi mendapatkan keturunan, Sasuke harus menikah lagi. Ino terbangun dan mendapati dirinya di dunia lain. Semua yang Ino lihat sangat berbe...