Sasuke dan Ino telah berbaring di ranjang, mereka berdua melihat langit-langit kamar. Namun, sejak tadi Sasuke tidak melepaskan tangan Ino. Dia menggenggamnya seakan-akan dia takut wanita itu akan pergi meninggalkannya.
Ino nyaman dengan posisinya, tetapi desakan untuk buang air kecil tidak bisa ditunda lagi.
"Kamu mau ke mana?" tanya Sasuke ketika Ino bergerak, hendak duduk.
"Aku mau pipis, Sasuke. Lepaskan tanganku!"
Dengan berat hati Sasuke melepaskan tangan wanitanya. Ino melihat telapak tangannya, kehangatan dari kulit Sasuke masih menempel di sana.
Ino ke kamar mandi, membuang air seni yang memenuhi kandung kemihnya.
Dia bercermin sambil mencuci tangannya. "Ada apa dengan Sasuke? Sejak tadi dia menempel padaku?" gumam Ino. Tentu dia merasakan kegelisahan Sasuke meski pria itu tidak mengatakannya.
Ino keluar dari kamar mandi, menemukan Sasuke masih berbaring di ranjang.
"Kemarilah," ucap Sasuke sembari mengulurkan tangannya.
Ino mendekat, meraih tangan Sasuke, lalu naik ke atas ranjang. Ino bersila saat Sasuke telah menggenggam tangannya.
"Ada apa?" tanya Ino.
Sasuke mengernyit, tidak mengerti pertanyaan Ino.
"Apa yang kamu pikirkan, Sasuke. Jangan lupa kalau aku bisa merasakan perubahanmu. Kenapa kamu gelisah?"
Sasuke tiba-tiba menarik Ino, membuat wanita jatuh ke atasnya.
"Aku tidak tahu, sayang," jawab Sasuke. Dia meletakkan dagunya di kepala Ino, membuat pelukan mereka semakin erat.
"Suke, aku tidak mau kamu menyembunyikan sesuatu dariku."
"Aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku akan menjadi pria paling bodoh jika hal itu terjadi. Aku tidak mau kehilangan kamu, Ino. Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku sangat mencintaimu."
Ino mendongak, membuat jarak wajah mereka sangat dekat. "Terima kasih."
Lidah Ino sangat sulit untuk membalas perkataan Sasuke. Sekarang dia mulai memahami mengapa suaminya tidak pernah menjawab pengakuan cintanya. Ino sendiri bingung dengan perasaannya, mungkin itu juga yang dialami Sasuke, suaminya.
"Jangan terluka, jangan meninggalkanku."
"Hmmm," jawab Ino sambil menganggukkan kepalanya. Meski ada keraguan, tetapi dia tidak mau menyakiti Sasuke.
"Tidurlah," ucap Sasuke.
Ino pindah dari dada Sasuke ke sampingnya. Sasuke mendekat lagi, lalu memeluknya.
***
Sebelum ke kantor, Sasuke mengantar Ino ke laboratorium milik Tsunade. Awalnya Sasuke tidak setuju bila Ino bekerja, tetapi melihat antusias Ino membuatnya berubah pikiran. Ino tampak senang saat mendapatkan gaji pertama, apalagi Tsunade mengajarkan banyak ilmu baru padanya.
"Aku akan menjemputmu jam tiga," ucap Sasuke.
"Ummm. Aku akan menunggumu."
Ino hendak keluar dari mobil, tetapi Sasuke menahan pundaknya. "Ada apa?" tanya Ino.
Sasuke mendekat dan memeluk Ino. Entahlah, dia hanya merasa takut wanita itu akan meninggalkannya.
"Aku sangat mencintaimu."
Bisakah Ino berbahagia sekarang? Kalimat yang selalu dia rindukan kini didengungkan setiap hari.
Sasuke mencium bibir Ino sekilas. "Hubungi aku jika terjadi sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS WITH YOU (SASUINO)
RomanceIno tiga kali keguguran dan penyebabnya adalah chakranya yang tak cukup untuk menjaga calon penerus Uchiha. Demi mendapatkan keturunan, Sasuke harus menikah lagi. Ino terbangun dan mendapati dirinya di dunia lain. Semua yang Ino lihat sangat berbe...