16. CALON MENANTU

97 10 1
                                    

Ino duduk di samping Sasuke, mereka akan kembali ke Tokyo. Sasuke menoleh ke samping sambil menghela napas.

"Kamu yakin kamu sudah baik-baik saja?" tanya Sasuke untuk memastikan.

"Aku baik-baik saja, Sasuke. Jangan khawatir seperti itu!"

Sasuke mencondongkan badannya, lebih dekat kepada Ino. Kedekatan mereka membuat jantung Ino tidak baik-baik saja. Dia menahan napas, berharap Sasuke tidak mendengar detak jantungnya.

Sasuke menarik sabuk pengaman, memakaikannya di tubuh Ino. "Kamu masih saja lupa pakai sabuk pengaman," ucap Sasuke.

"A-aku belum terbiasa," jawab Ino. Dia masih gugup meski berusaha keras untuk menenangkan jantungnya.

"Tidak apa-apa. Aku akan memakaikannya jika kamu belum terbiasa."

Perkataan Sasuke justru membuat Ino merona. Dia sangat malu, tetapi hatinya tergelitik karena perkataan Sasuke. Tersadarkan, Ino menggelengkan kepalanya dan reflek mendorong dada Sasuke.

"Menjauh dariku, Sasuke!"

Sasuke tertawa saat membenarkan posisinya di jok pengemudi. "Kamu ingin aku menjauh darimu? Kamu yakin? Aku pastikan kalau kamu akan menyesal." suara Sasuke dingin tetapi sebenarnya dia sedang menggoda wanita yang telah berhasil memporak porandakan hatinya dalam waktu singkat.

"Bu-bukan itu maksudku."

"Aku tahu," jawab Sasuke. Dia menempelkan kartunya di bagian dekat setir, tak lama kemudian kendaraan beroda empat itu berjalan. "Saatnya kamu bertemu dengan mertuamu."

"Hanya sandiwara, Sasuke! Jangan bersikap seolah-olah kita adalah pasangan kekasih."

"Aku tahu," jawab Sasuke tanpa melihat ke samping. Dia tersenyum, entah apa yang dia pikirkan.

***

Sasuke dan Ino berdiri di depan rumah utama Uchiha. Ino sering melewati rumah itu saat bertamu ke rumah Itachi, tetapi ini adalah pertama kalinya dia mengunjunginya.

Ino mengembuskan napas panjang dan hal itu tak luput dari pandangan Sasuke. "Kamu gugup?" tanya Sasuke.

"Ummm. Aku seperti ingin menemui mertuaku saja," jawab Ino. Sekali lagi dia menarik napas dalam untuk menenangkan jantungnya yang berdetak tidak normal. Dia sempat menolak ucapan Sasuke sebelumnya, tetapi sekarang dia merasa jika perasaan gugupnya seperti curahan hati Naruto saat pertama kali ingin menghadap Hyuga Hiashi.

"Apa kamu merasakan itu saat bertemu dengan orangtua suamimu?"

Ino menoleh kepada Sasuke, raut wajah dan tatapannya berubah menjadi sedih. "Sasuke-kun tidak tidak memiliki siapa-siapa selain aku. Orangtuanya meninggal saat dia masih kecil, dan saudaranya meninggal saat usianya masih delapan belas tahun. Aku tidak pernah bertemu dengan mereka."

"Maaf, Ino. Aku tidak tahu tentang hal itu."

Ino menggelengkan kepalanya saat melihat rasa bersalah di wajah Sasuke. "Kamu tidak salah, Sasuke. Kenapa kamu minta maaf?"

"Sepertinya suamimu melewati banyak kesulitan. Memang kami tidak saling mengenal, tapi entah mengapa aku bisa merasakan kesedihannya."

Ino menatap Sasuke dengan mata sendu. Dia senang, setidaknya ada orang lain yang memahami Sasuke-nya. "Terima kasih, Sasuke."

Sasuke mengeluarkan tangannya dari saku celananya, membuat Ino terkejut karena tiba-tiba dia mengambil tangan Ino dan menautkan jari-jari mereka. "Anggap saja mereka mertuamu. Tidak masalah, kan?"

"Aku akan mencobanya." Ino mengangguk meski ada keraguan di hatinya. Dia merasa bersalah kepada Sasuke-nya meski hubungannya dengan Sasuke hanya pura-pura.

ALWAYS WITH YOU (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang