12. SHIKAMARU

129 13 13
                                    

Sasuke masih memikirkan kejadian tadi malam. Dia melihat jarinya dan menggenggamnya. Dia belum membahas apa pun meski banyak pertanyaan yang bersemayam di kepalanya. Ino menyembuhkan luka di jarinya. Berkali-kali dia mengatakan itu mustahil tetapi setiap kali dia melihat jarinya dia tersadarkan.

Sasuke menoleh ke pintu saat Ino masuk ke kamar. Tidak ada niat untuk mengeluarkan kata dari mulutnya karena saat ini kepalanya penuh dengan tanda tanya.

"Sasuke, kamu baik-baik saja?" tanya Ino, belum menyadari apa pun.

"Hn," jawab Sasuke sambil memperhatikan Ino yang naik ke atas ranjang. Banyak yang ingin Sasuke tanyakan tetapi dia bingung harus memulainya dari mana.

Sangat jelas Sasuke menunjukkan kekhawatirannya, tetapi dalam sekejap sikapnya berubah menjadi pendiam. Apakah Sasuke memiliki kepribadian ganda? Terlintas pemikiran itu, tetapi Ino mengusirnya dari kepalanya.

Ino hendak bersandar di kepala ranjang, tetapi matanya menangkap kegelisahan Sasuke. Sebenarnya Ino menyadari perubahan sikap Sasuke, tetapi sejak tadi dia menahan dirinya untuk bertanya.

"Sasuke," panggil Ino dan pria itu menoleh. "Bisakah kita bicara?"

Tanpa kata Sasuke meninggalkan sofa. Dia berjalan ke ranjang, membuat Ino bergeser dan memberikan tempat untuknya.

Sasuke duduk di samping Ino. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Duduk bersebelahan membuat Ino tidak nyaman. Dia pindah ke depan Sasuke, duduk bersila di depannya.

Ino melihat jari Sasuke yang sudah baik-baik saja. "Apa menurutmu aku aneh?" tanya Ino.

"Aku tidak mengatakan kamu aneh, Ino."

"Tapi kamu selalu melihatku dengan tatapan itu. Apa aku salah karena menyembuhkan lukamu?"

"Kamu tidak salah, Ino. Hanya saja itu tidak masuk akal untukku."

"Haruka juga mengatakan hal yang sama saat aku menyembuhkan luka di pergelangan tangannya."

"Siapa Haru---" Detik kemudian Sasuke teringat akan gadis yang diselamatkan oleh Utakata. "Kau menyembuhkannya juga?" panik terlihat di wajah Sasuke.

"Iya, Sasuke. Malam itu pergelangan tangannya terluka parah. Aku juga yakin kalau dia mengalami trauma. Aku ingin membantunya tapi malam itu aku pun tidak tahu harus membawanya ke mana. Beruntung Utakata mengetahui tempat tinggal lamanya."

Bukan itu yang Sasuke pikirkan. Haruka masih remaja dan tentu saja keajaiban seperti itu sangat menarik. Sasuke tidak mau Haruka menceritakan hal itu kepada orang lain

"Kita harus menemui Haruka sekarang!" ujar Sasuke.

"Sasuke, ini sudah malam. Kita tidak mung---"

"Ino, aku tidak mau sesuatu yang buruk terjadi padamu."

"Aku baik-baik saja, Sasuke."

"Tidak, Ino! Kamu tidak baik-baik saja."

Ino melihat kepanikan yang tidak wajar di wajah Sasuke. Dia mengulurkan tangannya ke wajah tampan Sasuke dan mengusapnya dengan lembut. "Sasuke, tenanglah. Aku tidak apa-apa. Ini sudah malam dan kita tidak mungkin mengganggunya. Kita bisa menemuinya besok."

Sasuke masih tidak tenang, entah apa yang dia pikirkan. Ino menangkup rahang Sasuke, memaksa pria pemilik mata onyx itu melihatnya. "Tenanglah, Sasuke. Tidak akan terjadi apa-apa. Tarik napas kamu, lalu embuskan perlahan."

"Sasuke, tenangkan dirimu!"

Sasuke pun melakukan saran Ino. Dia menarik napas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Sasuke melakukannya dua kali dan akhirnya dia bisa bernapas dengan normal.

ALWAYS WITH YOU (SASUINO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang