Ch 10 : Harusnya Minta Maaf

19.8K 724 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Suara mobil yang lewat terdengar sesekali. Langit mulai berubah warna saat matahari mulai terbenam di barat.

Udara sejuk dan rileks membuat Dax tenang, menatap ke sekitar warna ungu memenuhi pandangannya.

"Yah, sudah sore" suara manis yang terdengar lembut dan manja seketika memenuhi telinganya.

Menoleh ke sekitar, Dax melihat kepang rambut yang bergoyang tertiup angin. Dan setelahnya bibir cemberut yang tak menyukai keadaan.

"Janji ketemu disini lagi ya" suara manis itu kembali terdengar bersamaan dengan anak kecil itu yang perlahan mulai menjauh.

Punggung kecil yang berjalan pelan seakan tak rela itu membuat Dax menyadari. Dia tidak ingin berpisah.

Saat itu, Dax mengulurkan tangannya. "Tunggu, lihat aku, lihat ke arah ku sebentar saja" teriaknya yang membuat punggung anak perempuan itu berhenti.

Dax pun tanpa sadar ikut berhenti. Perlahan telinganya mulai diisi dengan suara detak jantungnya yang seakan ingin pecah. Terdiam dengan tak sabar menunggu, tangannya mengepal dan membuka resah. Menunggu saat ini terasa seabad rasanya, terasa sangat lama sekali.

Tapi bukannya berbalik, "Kita akan bertemu lagi besok" balas anak perempuan itu dengan gaunnya yang bergerak-gerak saat ia berlari pergi.

Dengan itu, Dax langsung mengejar. Bersusah payah menggerakkan kakinya yang rasanya tidak bergerak sama sekali. Punggung itu berubah mengecil, hampir menghilang.

"Tunggu dulu, jangan pergi dulu" teriaknya yang kesulitan mengeluarkan suaranya. Kenapa suaranya tidak keluar?

"Luv, berhenti....hah" Dax terbangun.

Matanya melebar dengan mulut terbuka. Napasnya terengah-engah, seakan sudah berlari kencang. Memejamkan matanya, meletakkan salah satu tangan di atas dahi, Dax menghela napas. Setelah sekian lama, ia kembali memimpikan cinta pertamanya. Apa karena ia terlalu jarang bertemu Rosalie?

Bangun dari tidurnya, cahaya matahari pagi sudah masuk ke sela gorden. Mengambil ponselnya, Dax langsung membuka room chat dengan Rosalie.

Aku ingin bertemu

Sudah biasa pesannya tak langsung di balas. Karena itu Dax bangkit, masuk ke kamar mandi. Mencoba mendinginkan kepalanya dengan air dingin.

Begitu keluar dari kamar mandi, dengan hanya menggunakan bathrobe, Dax langsung mengecek ponselnya. Ada pesan masuk dari Rosalie.

Yah sayang, maaf tapi aku ada pemotretan sore ini.
Bagaimana jika besok?

Dax menggosok rambutnya dengan handuk sambil menghela napas.

Love In The Purple SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang