Ch 25 : Lo Siapanya Kakak Gue?

6.1K 446 35
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Kamar itu hancur, dengan semua hiasan di kamar itu memenuhi lantai. Pecahan gelas, lampu tidur, lukisan, semua alat make up berserakan.

Dengan kaki terluka setelah menginjak pecahan dari benda yang tajam. Rosalie berdiri gemetar dengan hp menempel di telinganya.

Raut wajahnya jauh dari kata baik. Dadanya naik turun dengan napas terengah. "Gue nyuruh lo bunuh dia! Mana yang lo bilang iya itu?!" Teriaknya menggema di ruangan.

Begitu mendapatkan laporan bahwa mereka gagal membunuh Lova, Rosalie langsung murka. Melempar semua benda di kamarnya hingga hancur seperti dirinya.

Meremat bathrobe yang ia pakai. "Gue udah ngelakuin semua hal kurang ajar yang lo minta. Badan gue sakit yang rasanya mau mati! Tapi yang bisa lo kasih cuma kata gagal? Lo main-main sama gue, hah?!" Teriaknya terengah lagi.

Malam itu tubuhnya di ikat dalam posisi yang sangat memalukan, kemudian tubuhnya dimasuki dengan benda-benda mengerikan yang entah apa. Bahkan ia sampai tak bisa bergerak sesudahnya dan baru sekarang ia sanggup berdiri dari ranjang. Menahan semua penderitaan itu semalaman, tapi hasilnya hanya kata gagal yang ia dapatkan.

"Kamu juga menikmati malam itu Rosalie" jawab sutradara itu dengan santai yang makin membuat Rosalie mengepalkan tangannya.

"Persetan! Mana janji lo buat bunuh dia?"

"Rosalie, orang yang aku suruh sudah bekerja dengan baik sampai wanita itu terluka, tapi di akhir ada yang membantunya. Mungkin dia orang baik jadi banyak yang melindungi" jawab tenang sutradara itu makin membuat Rosalie murka.

"Gue nggak mau dengerin penjelasan gagal lo! Yang gue mau hasilnya, dia mati bukan luka!"

"Salah satu dari mereka ditangkap, aku akan mengurusnya dulu, jangan meluapkan amarahmu padaku, ingat kau sendiri yang memilihku" ucapnya santai.

Mendengar itu Rosalie makin berteriak. "Anjing! Kalo gue tau lo nggak akan bisa ngebunuh dia, gue nggak sudi minta bantuan lo!"

Dan akhirnya tawa terdengar di panggilan itu. "Rosalie, apa kau baru sadar sekarang kalau kau itu terlalu serakah. Jadi inilah akibatnya"

"Besok kau harus kembali syuting, aku tidak peduli dengan kondisi tubuhmu"

Setelahnya panggilan itu di tutup sang sutradara. Meninggalkan Rosalie yang dibuat diam seketika. Dan setelahnya tubuhnya meluruh ke lantai. Tatapannya berubah kosong. Perkataan sutradara itu sekarang berputar-putar di kepalanya.

Love In The Purple SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang