Ch 32 : Mulai dengan Ngelepas Bathrobe Gue

31.5K 1.4K 458
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Di luar dugaan Lova, setelah 3 hari dinas jangankan jalan-jalan, ia bahkan sejak kemarin terus bergelut dengan jadwal Dax yang super duper padat. Bagaimana tidak, pria itu tidak hanya mengurusi urusan hotel baru Malione, tapi juga mengurus bisnisnya yang lain.

Seperti malam ini, Lova duduk di samping Dax mendengarkan pria itu berbincang serius dengan rekan bisnisnya. Menyentuh pinggir gelasnya, sejak tadi kedua orang itu terus berbincang yang hanya di temani minuman. Tampak serius sehingga Lova tak enak mau menyela untuk memesan makanan.

Melirik dari ujung matanya. 'Pantas saja orang kaya terus bertambah kaya, semua bidang mereka coba' pikirnya tak habis pikir.

Setelah 3 hari dinas, Lova tau kalau Dax punya bisnis pribadi di luar Malione Group, Lova jadi berpikir-pikir, seberapa banyak bisnis yang pria ini punya? Satu saja kadang sudah membuat pusing, apa karena itu dia sering sakit kepala?

Saat akhirnya rekan bisnis Dax pergi karena pembahasannya sudah selesai dan dengan berat hati tak bisa makan bersama, Lova langsung menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dengan postur sembarangan, menghilangkan kesopanannya begitu saja.

Punggungnya sudah pegal karena duduk tegak sejak tadi. "Kalo gue tau cuma bakal ngeliat kertas-kertas putih sama tinta hitam kayak gini, mending gue jagain Wenna aja" sesalnya.

Melirik Lova, Dax menghela napas. "Dari awal namanya emang dinas bukan jalan-jalan kayak pikiran lo"

Mendengar itu Lova mencebik. "Dax, satu hari jalan-jalan juga nggak bakal ngerubah kalo kita itu lagi dinas, jadi kenapa kita nggak nyantai sehari aja?" Hasutnya.

Tapi Dax langsung menggeleng. "Jadwal gue udah padat, nggak ada waktu" balasnya membuat Lova mendesah kesal.

"Tapi kan ini hari terakhir, bisa dong besok jalan-jalan?" Tanyanya berharap.

Tapi sayangnya Dax tak mendengarkan, pria itu sudah membuka buku menu. "Lo mau makan apa?" Tanyanya yang membuat Lova hilang semangat, beralih melirik ke langit-langit ruangan yang di hias lampu kristal, lalu ke dinding ruang vip itu yang membosankan. "Makan di rooftop atau di samping dinding kaca sambil ngeliat pemandangan langit yang penuh bintang bakal enak banget sih" balasnya yang jauh dari pertanyaan.

"Oke kalau gitu gue makan sendiri aja"sahut Dax langsung membuat Lova bangun dan dengan cepat mengambil buku menu. "Ck, tega banget sih" gerutunya membolak balik buku menu dan meletakkannya lagi ke atas meja, "Terserah lo aja deh, yang penting harus mahal, lo yang traktir kan?" Tanyanya membuat Dax menghela napas untuk pertama kalinya diperintah.

Menunggu waiters keluar setelah Dax memesan makanan, Lova tiba-tiba penasaran. Menatap Dax, "Seberapa banyak bisnis yang lo punya?"

Love In The Purple SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang