Ch 19 : Suara Jantungnya Keras Banget

24.6K 867 106
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

FLASHBACK

POV LOVA

Aku Lova, nama yang cantik bukan? Kata Mama namaku artinya cinta. Jadi aku senang sekali setiap kali berkenalan dengan orang baru, hihi.

Oh ya, hari ini adikku lahir, namanya Hiro, namanya juga sama cantiknya eh gantengnya denganku, dia laki-laki, kata Mama adikku akan jadi pahlawan untuk keluarga kami.

Hm, aku tidak tau artinya apa, tapi aku tetap tersenyum mengangguk mendengarnya. Mama terus menggendong Hiro, jadi aku tidak punya kesempatan untuk bermain dengannya.

Saat ini aku kelas 1 Sd, aku sedang les piano, biasanya mama akan datang melihat lesku, tapi setelah Hiro lahir, Mama tidak lagi pernah mengawasiku, yah lagi pula adikku masih kecil jadi Mama harus merawatnya.

Kali ini aku makan sendiri lagi, Mama masih menjaga adikku, Papa ku masih sibuk bekerja, tapi kenapa aku terus sendirian?

Adikku, Hiro sudah berumur 5 tahun. Jadi dia juga mulai les di rumah. Dia banyak sekali mengambil les dari pada aku, padahal dia masih kecil. Karena itu aku ingin mengajaknya bermain. Setelah aku melihat guru lesnya pergi aku langsung berlari ke kamarnya.

"Heh kemana kamu pergi?"

Mama sudah berjalan di belakangku, "Lova mau main sama adik ke taman belakang, boleh ya Ma"

"Lova, adikmu masih ada les, kalau mau bermain pergi sendiri saja, jangan ganggu adikmu, tuh gurunya udah dateng"

Aku melihat guru datang dari belakang mama, "Tapi Hiro baru aja selesai les ma, pasti adek capek"

"Lova, pergi sekarang"

Melihat Mama melotot aku jadi takut. Aku akan mengajak Hiro bermain nanti saja. Hari ini aku bermain dengan teman-temanku saja kalau begitu.

Hari ini aku les piano lagi, setiap kali aku bermain piano aku seperti lupa sekitar, aku seperti berada di tempat lain, dan aku tidak lagi mendengarkan suara yang lain selain tuts pianoku. Aku sangat menyukai perasaan ini.

"Bagus sekali, guru yakin kamu bisa jadi pianis terkenal"

Mendengar pujian dari guru aku sangat senang. Aku ingin jadi pianis. Itu cita-citaku.

Setelahnya, aku akan mencoba lagi mengajak Hiro bermain. Aku pelan-pelan menyelinap ke kamarnya. Saat aku mengintip aku melihat dia sedang belajar dengan gurunya.

"Nah bagian ini..."

Ah, Hiro sedang les matematika ya? Tapi dia kan masih 5 tahun, kenapa tidak les musik saja sepertiku?

Les ku sangat jauh berbeda dari Hiro. Aku les piano, menggambar dan ballet. Tapi Hiro, dia les matematika, bahasa inggris, mandarin, coding, dan renang.

Love In The Purple SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang