Sinar mentari terlihat mencoba masuk di sela tirai jendela yang sedikit terbuka. Tidur Salsa menjadi sedikit terganggu, namun ia merasakan kesegaran di pagi hari.
Tidurnya begitu nyenyak sejak kejadian mengerikan waktu itu, Salsa bersyukur bahwa ia diberikan orang-orang yang menjaganya dan menyayangi dirinya. Mata yang semula terpejam, perlahan terbuka dan mendapati sosok lelaki yang sedang tertidur dengan nyenyak.
Salsa tersenyum melihat hal pertama yang ia lihat ketika membuka mata saat terbangun di pagi hari. Suaminya, Alga yang terlihat begitu tampan. Suasana hati Salsa begitu baik ketika berhadapan langsung dengan wajah sang suami. Salsa yang lama memandangi wajah tidur Alga kemudian mendekat perlahan lalu memberikan kecupan singkat pada ujung hidung Alga yang mancung, wajah yang seolah terpahat begitu sempurna.
Tidak lama setelah memberikan kecupan singkat, mata Alga perlahan terbuka. Terlihat jelas manik indah suaminya semakin membuat suasana hati Salsa begitu baik.
"Selamat pagi, cantik," sapa Alga dengan suara serak khas bangun tidur.
"Pagi juga," balas Salsa dengan senyuman.
Alga mendengar itu menjadi ikut tersenyum, ia mendekatkan wajahnya untuk memberikan ciuman pagi. Namun, hal itu harus ia urungkan karena Salsa yang tiba-tiba merasakan perutnya bergejolak hebat.
Salsa langsung beranjak menuju kamar mandi lalu memuntahkan apa saja yang ada di dalam perutnya, sayangnya hanya cairan bening yang terlihat. Alga yang menyusul, dengan hati-hati mengusap punggung sang istri dengan lembut.
"Sudah merasa baikan?" Tanya Alga khawatir.
"Perut Salsa nggak nyaman," keluh Salsa dengan bibir mengerucut gemas.
Salsa emeluk tubuh sang suami untuk mencari kehangatan. "Sayang..."
Dehaman halus terdengar di telinga Salsa sebagai balasan, Salsa kemudian semakin mengeratkan pelukannya. "Salsa mau martabak manis."
"Tiba-tiba banget mau martabak manis."
"Salsa mau... belikan, ya?"
Wajah memelas Salsa terlihat jelas, Alga yang tidak tahu harus bagaimana menanggapinya hanya bisa mengangguk pasrah.
Salsa yang dapat melihat sang suami mengangguk menjadi tersenyum. Ia berjinjit kemudian memberikan kecupan singkat pada pipi sang suami.
"Gih, sana. Salsa tunggu, ya!"
Alga hanya bisa tersenyum kikuk. Di mana ia bisa mendapatkan martabak manis sepagi ini? Ia menghela napas panjang lalu meraih ponselnya. Jemarinya telihat mengetik berbagai huruf menjadi sebuah kalimat.
"Cariin atau buatin martabak manis, terserah kalian yang penting gue datang martabaknya sudah ada."
Perintah itu ternyata mampu membuat semua inti geng Eleuther menjadi ribut di pagi hari yang cerah, hari libur mereka untuk bersantai nyatanya tidak bisa tersampaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SALSA (LENGKAP✓)
Adventure[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ] "GUE? JADI ANTAGONIS? YANG BENER AJE LO!" - SALSA KAMANIYA SHAENETTE. "GUE SUDAH MENINGGAL, TAPI RASA GUE SAMA DIA TETAP TERTINGGAL, SLEBEW." - SALSA LESHAM JACQUELINE. Note : Mohon b...