Keadaan kembali normal, Salsa dan yang lainnya kembali beraktivitas seperti biasa. Namun, satu orang tidak merasakan hal tersebut. Aviva tidak merasakan ketenangan di dalam hidupnya sejak rahasia yang selama ini ia pendam akhirnya terkuat begitu saja, bahkan hal paling tak terduga yang tidak pernah ia sangka adalah kehadiran janin yang perlahan berkembang di dalam perutnya tanpa ia sadar.
Bangsat!!!
Aviva melempari barang apa pun yang ada di sekitarnya. Semuanya hancur, citra yang ia bangun bahkan sudah tak berbentuk lagi. Aviva menarik-narik rambutnya berusaha menumpahkan semua amarah yang begitu besar.
Kenapa semuanya bisa begini?!
Semua ini tidak boleh terjadi, Aviva tidak akan membiarkan dirinya hancur begitu saja. Dengan air mata yang sejak tadi membasahi pipinya, Aviva yang beberapa hari terus mengurus di dalam kamar akhirnya bertekad untuk keluar dan mencari keberadaan sang Ibu yang ia dengar telah berada di jeruji besi.
Berantakan semuanya! Sialan!
Tidak lama di perjalanan untuk Aviva bisa sampai pada tempat yang dituju, ia bahkan sedang menunggu kedatangan sang ibu. Waktu yang tak lama untuk menunggu, ibunya datang dengan pakaian tahanan.
"Viva..." tatapan ibunya penuh haru, ia akhirnya bisa melihat sang anak. "Kamu ke sini mau bebasin Ibu, kan? Kapan Nak? Kalau bisa dalam beberapa hari ini kamu harus bisa melakukannya, membebaskan Ibu," sambungnya.
Mendengar hal itu membuat air mata Aviva menetes. Apakah tidak bisa sang ibu menanyai kabarnya terlebih dahulu? Kenapa tidak melakukannya? Apa dia tidak pernah jadi prioritas utama ibunya? Rasanya sungguh sakit untuk ia bayangkan.
Detik berikutnya Aviva tersenyum lirih karena pikirannya menjadi tak karuan. "Ibu... Viva hamil."
Hening, tidak ada balasan dari sang ibu. Namun, detik berikutnya sang ibu tersenyum bukan malah merasa kecewa anaknya hamil tanpa ada ikatan status.
"Bapaknya Lucas? Kamu berhasil buat cowok itu bertekuk lutut kepadamu?" Senyuman semakin mengembang di wajah Maria. "Bagus dong, Nak! Minta tanggung jawabnya dan sekalian minta buat bebasin Ibu."
Salah sekali ia datang kepada ibunya, ia pikir ia akan mendapat ketenangan dan kedamaian dengan kata-kata manis dari sang ibu. Namun, ternyata ia salah, apa yang ada di pikirannya sama sekali tidak terjadi. Aviva menghela napas kasar berusaha menahan air mata yang ingin kembali jatuh.
"Ibu... Viva datang ke sini cuma mau kasih tau satu hal kalau ini adalah kunjungan pertama dan terakhir yang Viva lakukan."
Senyuman yang tadi mengembang begitu jelas kini pudar, tatapan tak suka dari Maria terlihat begitu jelas. "Bilang sama Ibu kalau kamu cuma bercanda, Viva," ucapnya penuh penekanan.
Tanpa ada balasan apa pun, Aviva beranjak dari duduknya lalu pergi meninggalkan sang ibu yang mengamuk seolah ingin menerkam dirinya. Aviva tidak peduli, ia tidak menengok ke belakang sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI SALSA (LENGKAP✓)
Pertualangan[ JANGAN LUPA UNTUK FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA YA! ] "GUE? JADI ANTAGONIS? YANG BENER AJE LO!" - SALSA KAMANIYA SHAENETTE. "GUE SUDAH MENINGGAL, TAPI RASA GUE SAMA DIA TETAP TERTINGGAL, SLEBEW." - SALSA LESHAM JACQUELINE. Note : Mohon b...