Sehabis kelas, siswa langsung berbondong-bondong keluar dari ruangan sebelum profesor Snape memberikan mereka detensi. Cho menyuruh Raven agar segera keluar tapi gadis itu mengatakan bahwa akan menyusul, dia harus berbicara empat mata dengan Profesor Snape.
"Mengapa kamu masih disini?" Tanya profesor Snape menghampiri Raven yang baru selesai merapikan bukunya.
"Ingin bertanya," balas Raven, "profesor Lupin dimana?"
Wajah pria itu berubah masam.
"Kenapa kamu bertanya hal itu?"
"Bagaimana bisa pamanku sakit dan aku tidak pergi melihatnya? Kan aneh."
Keheningan melanda keduanya. Profesor Snape menatap lurus gadis beriris mata biru itu dengan tatapan antara sedih(?) Atau kesal(?)
"Hospital Wings."
Raven tersenyum senang dan segera bangkit berdiri untuk keluar dari kelas. Dia melambaikan tangan pada Snape yang berdiri diam sampai putrinya menutup pintu kelas. Helaan nafas terdengar lirih, Snape ... Dia sedih.
Berlari menyusuri lorong, Raven langsung bertemu dengan Madam Pomfrey yang tengah berjalan menuju Hospital Wings.
"Madam!" Pekik Raven dan berhenti di samping wanita itu dengan nafas tersengal-sengal.
"Astaga! Kamu kenapa, nak? Terluka? Sakit? Hampir mati?"
"Tidak ... Madam," Raven menggeleng namun terkekeh lucu dengan jawaban panik Madam Pomfrey dan menegakkan tubuhnya. "Aku tidak kenapa-kenapa. Hanya ingin bertemu Profesor Lupin." Dia berdehem pelan.
Madam Pomfrey tersenyum bak keibuan dan mengangguk. Keduanya berjalan menuju Hospital Wings sambil mengobrol ringan, sesampainya di sana, wanita itu segera mengantarnya bangsal tempat profesor Lupin dirawat.
"Nikmati waktu kalian." Madam Pomfrey berucap dan meninggalkan Raven karena beberapa hal yang harus dia lakukan.
Raven lalu menyembulkan kepalanya di antara tirai dan melihat profesor Lupin yang hanya tengah duduk sambil menyadarkan kepala di tembok. Apakah warewolf yang berubah menjadi manusia memiliki efek samping? Atau kelelahan?
Tunggu, jika pamannya warewolf maka ...
Dengan panik Raven mengecek dirinya, apakah dia juga warewolf?! Akh, takdir macam apa ini?!?
Sebentar. Sepertinya tidak mungkin.
Remus bukanlah seorang Werewolf yang dalam artian benar-benar seorang Werewolf sejak lahir. Dia digigit oleh Fenrir Greyback. Jadi, memang dia tidak punya darah Werewolf sebelum digigit.
Itu cukup membuatnya lega.
"Raven."
Yang dipanggil menoleh dengan wajah bengongnya.
"Apa yang kamu pikirkan? Dari tadi aku memanggilmu lho."
"Begitukah?"
Raven tertawa canggung dan menghampiri Lupin sambil merogoh sesuatu di saku jubahnya.
"Hari ini profesor Snape mengajar." Celetuk Raven dan meletakkan beberapa coklat di samping nakas. Lupin tersenyum lembut menatap gadis kecil di depannya. "Anak-anak sangat tegang karena keberadaan profesor Snape. Hermione bahkan dibuat berkutik."
"Dia memang begitu. Kamu juga pasti sudah hafal dengan perilakunya." Balas Lupin dan mengambil satu permen dan memakannya. "This is delicious. Dimana kamu membelinya?"
"Weasley twins! Mereka memberikannya padaku."
Lupin dibuat terkekeh dengan balasan bersemangat Raven.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑
Фанфик[Harry Potter Fanfiction] BAHASA INDONESIA Menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah cerita fiksi, Raven membulatkan tekadnya untuk tidak akan ikut campur agar tetap membuat jalan cerita berjalan seperti seharusnya. Tapi lama-kelamaan, Raven se...