𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 𝙵𝚒𝚟𝚎 | 𝙰𝚏𝚝𝚎𝚛 𝚃𝚠𝚘 𝙼𝚘𝚗𝚝𝚑𝚜

719 162 19
                                    

Banyak hal yang terjadi setelah turnamen Triwizard selesai.

Apalagi saat terungkapnya sosok Professor Moody yang bukanlah Professor Moody yang sebenarnya.

Setelah Snape menyadari ucapan penuh teka-teki Raven, dirinya bersama Dumbledore dan McGonagall segera mencari dimana Moody membawa Harry.

Ketiga guru itu segera mencari keberadaan Moody yang ada di kantornya. McGonagall segera menghempaskan pintu dan Dumbledore pun masuk, mengacungkan tongkat sihirnya membuat Moody terbanting ke lantai.

McGonagall segera memanggil Harry, bibirnya bergetar ingin menangis melihat Harry yang begitu terpukul dengan banyak hal yang terjadi hari ini namun Dumbledore menggeleng, bersikeras menyuruh Harry tinggal karena pemuda harus mengetahui kebenarannya.

Mereka juga menemukan bahwa Moody yang asli berada di sebuah peti yang memiliki tujuh kunci. Peti itu berisi tumpukan buku-buku mantra. Dumbledore menutup peti,
memasukkan kunci kedua ke dalam lubangnya dan membuka lagi peti itu. Buku-buku mantra telah lenyap, kali ini isinya berbagai Teropong-Curiga yang sudah rusak, beberapa perkamen dan pena bulu, dan sesuatu yang tampak seperti Jubah Gaib keperakan.

Harry memperhatikan, sangat keheranan, ketika Dumbledore memasukkan kunci ketiga, keempat, kelima, dan keenam dalam lubang masing-masing, setiap kali membuka kembali peti, yang setiap kali
memperlihatkan isi yang berbeda. Kemudian dia memasukkan kunci ketujuh ke dalam lubangnya, membuka tutup peti, dan Harry memekik kaget.

Professor Moody yang asli tergeletak jauh dalam semacamnya lubang, ruang bawah tanah dalam keadaan lemas dan dikontrol oleh kutukan Imperius yang cukup lemah.

Minuman botol yang biasa diminum oleh Moody palsu adalah ramuan polyjuice yang bahan-bahannya diambil dari penyimpanan bahan-bahan Snape. Harry dan Snape saling bertatap sebentar walaupun Snape nampak ogah untuk meminta maaf atas tuduhannya pada Harry hari itu.

Perlahan wajah Moody palsu mulai berubah. Bekas-bekas lukanya mulai menghilang, kulitnya menjadi halus. Hidungnya yang semula berongga menjadi utuh dan mengecil. Rambut panjangnya yang beruban menyusut ke kulit kepalanya dan berubah menjadi sewarna jerami.

Mendadak, dengan bunyi kelotak keras, kaki kayunya terlepas jatuh sementara kaki normal tumbuh sebagai gantinya. Berikutnya, bola mata gaib terlontar dari wajah laki-laki itu digantikan oleh mata normal. Bola mata itu menggelinding di lantai dan terus berputar
memandang ke segala arah.

Harry melihat seorang laki-laki terbaring di depannya, berkulit pucat, sedikit berbintik-bintik, dengan rambut pendek pirang. Harry tahu siapa dia. Dia pernah melihatnya dalam Pensieve Dumbledore, pernah melihatnya dibawa pergi dari pengadilan oleh para Dementor,
berusaha meyakinkan Mr Crouch bahwa dia tak bersalah... tetapi sekarang sudah ada garis garis di sekitar matanya dan dia tampak jauh lebih tua.

Laki-laki itu adalah Barty Crouch jr, putra dari Barty Crouch yang berhasil kabur lewat tipu daya ramuan polyjuice.

Setelah Snape menuangkan Veritasirum, Crouch membeberkan semua rencananya, mulai kabur dari Azkaban, bagaimana dia bisa sampai di piala dunia Quidditch dan memporak-porandakannya, bagaimana dia menyusup ke Hogwarts, memasukkan nama Harry dan Raven―secara tak sengaja―dan membuat berbagai kecurangan sihir demi bisa membuat Harry bertemu dengan Voldemort.

Penjelasannya itu sudah cukup membuat mereka semua mengerti. Dumbledore akhirnya membawa Harry ke kantornya untuk berbicara, McGonagall memanggil Madam Pomfrey untuk datang setelah memberikan pertolongan pertama pada Raven yang pingsan sebelumnya, dan Snape akan menjaga Crouch.

Snape mengacungkan tongkatnya pada Crouch yang tertawa puas melihat wajah kalut Snape sesaat setelah menyadari tubuh Raven yang begitu pucat dipapah oleh Cedric. Sungguh sebuah kesenangan tersendiri melihat bagaimana Snape panik ataupun ketakutan jika Raven terkena sesuatu yang buruk.

𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang