Tugas kedua!
Hah! Pagi ini Raven tidak melihat adanya Evelyn ataupun Cho. Ini sangat meresahkan bagi pikirannya. Kalau sesuai alur, maka Cedric akan menyelamatkan Cho dan dia pastinya akan menyelamatkan Evelyn.
Jentikan jari membuat Raven sontak membuyarkan lamunannya dan melihat Luna yang berdiri di depannya.
"Oh Luna," Raven mengedip matanya beberapa kali. "Mencari Foxie?"
Luna menggeleng. "Professor Flitwick menyuruhku memanggilmu. Pertandingan kedua segera dimulai."
"Benarkah?" Kaget Raven dan melihat jam. Dia lalu mempersiapkan diri, dan mengambil alat yang akan membuatnya untuk menolong temannya di danau hitam nantinya.
Orang-orang sudah sangat ramai di danau hitam, Raven menatap jam tangan pemberian Remus yang diberikan pria itu kemarin malam lewat Profesor Snape. Sungguh sebuah keajaiban mereka bisa akur hanya demi keselamatannya di tahun ini.
"Selamat datang di tugas kedua!" Suara profesor Dumbledore bergema menyapa para penonton. "Tadi malam, ada yang dicuri dari tiap pejuang kita. Semacam harta karun. Kelima harta karun, satu untuk setiap pejuang sekarang berada di dasar danau hitam."
Charlotte menghampiri Raven dan menepuk kedua bahunya dengan yakin. "Satu jam, Raven. Bawa hartamu kembali." Katanya sembari mengangguk yakin.
"Serahkan saja padaku!"
Suara meriam berbunyi bertepatan dengan para pejuang yang melompat ke danau. Segera Raven memakai gelembung udara yang sudah disiapkan oleh ayahnya dengan bantuan―yang tak sudi Snape terima―dari Remus yang juga ingin memastikan keselamatan Raven.
"Jadi begini danau hitam?" Sempat-sempatnya Raven berujar kagum sebelum berenang ke dasar danau mencari harta karunnya. Setelah beberapa saat berenang, dia akhirnya menemukan rumput laut yang menghalangi jalannya.
Dengan menggunakan mantra angin, Raven berhasil membelah rumput laut itu dan menyebranginya dengan cepat menuju beberapa pilar yang memang sudah dia liat dari film.
Raven terdiam sejenak melihat adanya lima orang yang diikat, salah satunya adalah Evelyn. Di bawah sana dia melihat Harry yang baru saja melepaskan ikatan di kaki Ron bersamaan dengan munculnya Cedric yang melepaskan Cho.
"Jangan lama." Ucap Raven dan melepaskan ikatan tali di kaki Evelyn. Dia lalu mengetuk jam tangannya membuat Harry mengangguk.
Cedric sudah naik terlebih dulu, Raven yang melihat waktunya tinggal beberapa menit sedikit bimbang untuk membantu Harry. Haruskah dia di tempat terakhir saja? Ayahnya pasti akan cukup senang dengan hal itu.
Setelah berpikir hingga lumayan membuang-buang waktu yang tersisa, Raven lalu melepaskan ikatan kaki adik perempuan Fleur. Hermione sendiri sudah diambil oleh Krum.
"Apa yang kamu lakukan?!" Ucap Harry sedikit tidak jelas karena berada di dalam air. Para duyung perlahan mulai mengerubungi Raven, dengan gerakan tangan, dia meminta Harry untuk membawa harta karunnya.
Di dalam air, Raven diam tak berkutik dengan para duyung yang mengerubunginya. Dia hanya perlu menunggu waktu hingga habis dan berenang naik ke atas walaupun gelembung udaranya harus menjadi taruhan.
"Time's up." Gumam Raven yang perlahan mulai tenggelam ke dalam danau. Dia lalu menarik keluar tongkatnya dan mengatakan mantra dengan pelan. "Ascendio!!"
Tubuh Raven melompat dari dalam air dan mendarat tepat di tempat pertama mereka memulai. Dia sedikit terbatuk-batuk dengan nafas pendek akibat tekanan air dan udaranya dia paru-parunya yang menipis.
"Raven!" Pekik Evelyn dan memakaikan handuk pada tubuh Raven yang gemetar dibantu oleh Cho.
"Dia baik-baik saja!" Ucap Dumbledore melihat Raven yang masih terbatuk-batuk sesekali dan memanggil Barty untuk pemilihan pemenang.
![](https://img.wattpad.com/cover/376443201-288-k990686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] BAHASA INDONESIA Menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah cerita fiksi, Raven membulatkan tekadnya untuk tidak akan ikut campur agar tetap membuat jalan cerita berjalan seperti seharusnya. Tapi lama-kelamaan, Raven se...