Sesuai kesepakatan kemarin, duo J kini suka rela menjadi babu Jessica. Pagi-pagi sekali wanita hamil ini telah membangunkan mereka dari tidur lelap. Selesai dari kamar Jisoo, Jessica beralih ke kamar Jennie. Betapa absurdnya gaya tidur gadis itu.
"Jennie bangun ini sudah pagi"
Sang empu masih belum terusik bahkan setelah Jessica membuka gorden jendela. Gadis itu justru menutup mukanya dengan bantal guna melindunginya dari sinar matahari.
"Jennie"
"Ugh" sahut Jennie serak.
"Bangun. Anak gadis gak boleh bangun siang. Ayo cepat duduk"
Ketika ucapannya tidak didengarkan lagi Jessica mencari-cari sesuatu. Anak-anak ini tidak bisa di didik dengan kelembutan. Harus dengan cara kasar supaya mereka mau bergerak. Alhasil Jessica mengambil sapu lalu memukulkannya ke pantat Jennie.
"Aw"
"Belum bangun juga lagi"
"Masih ngantuk lah Mom. Lagian ini masih jam enam" jawab Jennie dengan mata masih tertutup.
"Jam enam matamu. Ini udah jam delapan" cerocos Jessica memukul kembali pantatnya. Jennie membuka setengah mata guna melihat jam dinakas. Benar, sekarang sudah jam delapan.
Dengan sangat terpaksa Jennie mendudukkan dirinya. Matanya masih terpejam. Rambutnya berantakan seperti singa baru bangun membuat Jessica gemas.
"Ayo mandi terus sarapan" suruhnya. Jennie beringsut mendekat kemudian memeluk tubuh sang ibu dengan menyimpan kepalanya diatas perut besar Jessica.
"Pergi mandi biar ngantuknya hilang" titahnya seraya mengusap rambut panjang Jennie.
"Ayo nak"
Jessica melepas pelukan. Jennie melangkah pelan ke kamar mandi sementara Jennie mandi, Jessica membereskan tempat tidur sang anak. Di mansion ini tidak ada maid. Akibatnya Jessica harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah sendiri dibantu oleh duo J atas dasar paksaan.
Sehabis mandi, Jennie melihat ibunya sedang merapikan tempat tidurnya. Wanita hamil itu kesusahan mengambil bantal dilantai. Bergegas Jennie membantu mengambilnya. Melihat ibunya membersihkan kamar membuat Jennie kasihan tapi,
"Mom"
"Hmm" dehem Jessica tanpa melihatnya.
"Masih ada bajuku yang belum dilipat" ucapnya dihadiahi lemparan bantal oleh sang ibu. Jennie langsung lari terbirit-birit ke dalam ruang ganti.
"Hah, makan apa aku dulu saat mengandungnya. Perasaan aku tidak pernah ngidam aneh-aneh. Kenapa dapat anak kurang ajar semua" keluh Jessica mengomel-ngomel sendiri.
Di ruang tengah, Jessica sedang duduk santai membaca majalah dengan Jisoo yang sedang mencuci kakinya dibawah sedangkan Jennie dia suruh membuat jus mangga.
"Nah" kata Jennie menyodorkan jus mangga buatannya.
"Gomawo"
Bruuhh
Baru seteguk meminumnya, Jessica menyemburkan jus tadi. Bukannya manis rasanya malah jadi asin.
"Kok asin sih, kamu buatnya pake garam ya"
"Gula kok"
"Emang udah kamu coba sebelumnya?" Dengan polosnya Jennie menggeleng.
"Astaga Jennie, kamu bisa bedain mana gula mana garam nggak sih"
"Bukannya mereka sama, sama-sama putih dan kecil" jawabnya.
"Ya beda lah nak" kata Jessica frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker
FanfictionJennie dan Jisoo memiliki adik lagi diusia mereka yang sudah dua puluh tahun. Saat lahir adik kembar mereka suka membuat ulah dan menjadikan mereka sebagai korban kenakalannya. - Blackpink Siblings -