Jessica terdiam sejenak sebelum memulai cerita. Kejadiannya sudah puluhan tahun, namun masih terekam jelas dalam ingatannya, seperti trauma yang tidak pernah hilang.
"Seperti yang kalian tahu, Jennie hadir karena kesalahanku" ucap Jessica, menatap sendu orang-orang di sekelilingnya.
"Tapi itu bukan kesengajaan. Waktu itu, aku dibius dan kejadian malam itu tidak bisa dihindari. Aku bahkan sempat ingin menggugurkannya. Jaejoong juga pernah menyuruhku membuangnya ke panti asuhan, tapi aku memohon agar Jennie tetap tinggal. Dia setuju, tapi dengan syarat: jika Jennie tinggal di sini, dia tidak mau menanggung biaya hidupnya"
Jessica meneteskan air mata mengingat masa lalu yang kelam. Seandainya dia menggugurkan Jennie saat itu, dia tidak akan melihat putrinya berdiri di hadapannya sekarang.
"Kalau Jisoo dapat fasilitas mewah seperti mobil dan barang mahal, Jennie tidak. Aku tidak bermaksud membedakan mereka, tapi uangku hanya cukup untuk membiayai sekolah Jennie. Meski begitu, Jennie tidak pernah protes soal uang jajan atau meminta ini-itu. Dan aku selalu merasa bersalah untuk itu" lirih Jessica terluka.
"Pantas saja Jennie sering menempel ke Jisoo" sahut Yuri. Rasa penasarannya selama ini akhirnya terjawab sudah.
"Benar. Aku pernah melihat dia hanya duduk tanpa pesan apa-apa sementara yang lain sudah makan dan minum di kafe" timpal Yoona.
"Tega banget Jaejoong ngomong seperti itu langsung ke Jennie" tambah Sunny.
"Jelas banget dia diperlakukan seperti anak tiri" kata yang lain.
"Mommy, sudah selesai" kata Jennie, muncul bersama Jisoo. Jessica buru-buru menghapus air matanya.
"Sudah semua?" tanyanya.
"Ne" jawab keduanya serempak.
"Terima kasih"
"Bagaimana dengan masakan, Mom?" tanya Jisoo.
"Nanti biar Mommy yang masak"
"Beli saja"" potong Jennie cepat.
"Kenapa Lo ngotot banget mau beli sih?" dengus Jisoo.
"Unnie, Lo gak lihat? Perut Mommy sudah besar, dokter bilang dia akan melahirkan seminggu lagi. Dia gak boleh terlalu capek"
"Oh, begitu ya. Yaudah, kita siap-siap beli makanan" ujar Jisoo, disetujui Jennie.
"Mommy, kami pergi dulu beli makanan"
"Iya, hati-hati"
Saat makan siang, mereka makan bersama di ruang tengah, sementara tamu Jaejoong makan di ruang makan.
"Nini, kok cuma makan mandu? Masih banyak makanan lain" tanya Jessica.
"Uangnya cuma cukup buat beli ini, Mom" jawab Jisoo untuk Jennie.
"Kenapa, kamu melarang dia makan?"
"Aku udah tawarin, tapi dia sendiri yang nolak, katanya mau diet"
"Diet apaan? Badannya udah kayak tulang gitu masih mau diet. Ini makan"
"Itu kan punya Mommy"
"Gak ada punya siapa-siapa, kita makan sama-sama" desak Jessica menyodorkan sekotak ayam goreng tersebut ke dekat Jennie.
"Tapi Daddy bilang aku gak boleh makan dari uangnya" cicit Jennie polos.
"Kalau Mommy bilang makan, ya makan. Ini" tegas Jessica, memaksa Jennie memakan chikin dari tangannya.
Saat Jaejoong datang, ia melihat Jennie memakan chikin dan langsung merebutnya.
"Bukannya kau sudah berjanji tidak akan makan dari uangku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker
FanfictionJennie dan Jisoo memiliki adik lagi diusia mereka yang sudah dua puluh tahun. Saat lahir adik kembar mereka suka membuat ulah dan menjadikan mereka sebagai korban kenakalannya. - Blackpink Siblings -