16. Weekend dirumah

496 118 7
                                    

Minggu pagi ini, Jennie kewalahan mengurus si kembar. Mulai dari memandikan mereka, memakaikan baju, hingga membuatkan susu, sementara Jisoo masih tidur nyenyak berbalut selimut Pikachu kesayangannya.

"Duduk diam-diam" titah Jennie sekembalinya dari dapur, membawa dua botol susu di tangannya. Si kembar menurut, duduk sambil meminum susu mereka, sementara Jennie mulai menguncir rambut halus mereka.

"Kamu tunggu di sana" Jennie memberi instruksi kepada Lisa. Ia masih sering kesulitan membedakan antara Lisa dan Chaeyoung karena jarang berada di rumah. Lisa menurut, duduk diam menunggu gilirannya.

Setelah selesai mendandani adik-adiknya, Jennie membawa si kembar ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai mendandani adik-adiknya, Jennie membawa si kembar ke bawah. Kini giliran mereka makan. Jennie harus membuat bubur MPASI. Ia mencuci sayuran hijau, memotong dada ayam menjadi potongan kecil, lalu memblendernya. Konon, menu ini adalah favorit si kembar. Jennie terpaksa belajar cara membuatnya dari YouTube karena mereka tidak kenyang hanya dengan susu saja.

Setelah lima belas menit berkutat dengan peralatan masak, akhirnya bubur MPASI buatan Jennie siap. Ia meletakkan si kembar di baby chair masing-masing dan mulai menyuapi mereka bergantian. Untungnya, keduanya tidak banyak tingkah. Setelah si kembar selesai makan, kini giliran perut Jennie yang lapar. Namun, kulkas kosong setelah bahan makanan digunakan untuk membuat bubur si kembar tadi.

"Lapar" lirihnya sambil mengusap perut. Akhirnya, Jennie hanya bisa meminum air untuk mengganjal rasa laparnya.

"Tatatah in huh" oceh Lisa sambil bergerak gelisah di baby chair-nya.

"Mau ke mana sih?" desis Jennie sambil menurunkan kedua bayi gempal itu ke lantai. Mereka merangkak menuju pintu depan. Dari gerak-gerik mereka, sepertinya si kembar ingin bermain di luar.

Jennie membuka pintu besar mansion tersebut. Di depan rumah, anak-anak seumuran Chaelisa bermain bersama orang tua mereka. Sebelum keluar, Jennie memakaikan sunscreen pada si bayi. Ia mengambil karpet santai, membentangkannya di halaman rumah, dan membawa camilan untuk si kembar. Tak lupa ia mengeluarkan mainan untuk dimainkan bersama anak-anak tetangga.

"Ganti-gantian, ya. Jangan rebutan" peringat Jennie saat memasang sabuk pengaman di mobil mainan listrik si kembar, yang dibelikan Jaejoong bulan lalu.

"Kamu mau ke mana?" Jennie kaget ketika melihat Chaeyoung turun dari mobilnya, mengambil biskuit, lalu kembali naik ke mobil.

"Baru juga selesai makan" Jennie menggeleng sambil tersenyum kecil.

Halaman mansion yang luas membuat anak-anak bebas bermain sepuasnya, tentunya di bawah pengawasan orang dewasa. Ibu-ibu yang sebelumnya duduk mengobrol di seberang rumah kini pindah ke halaman rumah Jennie, melihat anak-anak mereka bermain. Jennie senang melihat Chaelisa bermain gembira bersama teman-temannya. Biasanya, Jaejoong tidak akan mengizinkan mereka bermain di luar.

Satu jam berlalu, anak-anak tetangga dibawa masuk oleh orang tua mereka, meninggalkan Chaelisa yang masih bermain sendirian.

"Eung" gumam si kembar.

"Mau ke mana lagi?" tanya Jennie sambil menuntun mereka yang masih berjalan tertatih-tatih menuju pohon apel di dekat pagar. Jennie, dengan hati-hati, memegang kedua tangan mereka.

"Ngapain sih?" dengus Jennie.

Si kembar mendongak ke atas, menatap apel-apel yang menggantung rendah. Jennie segera mengerti. Ia menggendong Lisa dan menaruhnya di bahu. Tangan mungil Lisa menjangkau apel sambil terkikik. Chaeyoung, yang tak sabar, menarik-narik celana Jennie, memintanya digendong juga.

"Sabar" Jennie menenangkan.

Setelah Lisa mendapat apel, giliran Chaeyoung memetiknya. Sebelum dimakan, Jennie membawa apel tersebut ke dalam rumah untuk dicuci. Gigi mereka yang baru tumbuh empat tampak menggemaskan ketika mencoba menggigit apel. Jennie, yang kelaparan, juga ikut memakan apel bersama si kembar. Setidaknya rasa laparnya sedikit berkurang.

Karena matahari semakin terik, Jennie membawa mereka masuk ke dalam rumah. Di ruang tengah, Jisoo duduk santai sambil meminum kopi susu kesukaannya. Jennie hanya bisa mendengus melihatnya. Punya kakak satu ini tidak bisa diandalkan.

"Kita makan apa hari ini?" tanya Jennie, duduk di sebelah Jisoo.

"Emang nggak ada lagi makanan di kulkas?"

"Nggak" jawab Jennie lesu.

"Tunggu aja, mungkin Bibi Hwang bakal bawa makanan" balas Jisoo santai.

"Kalau dia nggak bawa makanan gimana?"

"Ya puasa aja seharian"

"Gue lapar banget, tau"

Lama Jennie menunggu, tapi tidak ada seorang pun yang memencet bel rumah. Mau minta ke tetangga pun rasanya segan. Mereka sudah terlalu sering merepotkan, sementara Jaejoong dan Jessica belum terlihat tanda-tandanya pulang. Nomor telepon mereka juga masih tidak bisa dihubungi.

"Nni humamamah" rengek si kembar.

"Wae?"

"Mau uyyu kayaknya tuh" tebak Jennie.

"Buatin sana, Unnie. Gue capek" ujar Jennie sambil menutup wajahnya dengan bantal sofa. Jisoo menatapnya sebentar sebelum akhirnya bangkit dan menuju dapur untuk membuatkan susu.

Jennie akhirnya tertidur tanpa sadar. Chaelisa hanya bisa mengerjap polos sambil menghisap botol susu mereka. Karena Jennie tertidur, Jisoo mau tak mau menggantikan tugas mengasuh si kembar. Ia membawa semua rak mainan ke ruang tengah dan membiarkan mereka bermain di dekatnya, sementara ia bermain game di ponselnya.

"Ung" terdengar suara kesal Lisa. Ia melempar mainan sembarangan hingga mengenai kening Chaeyoung, membuat adiknya menangis.

"Kenapa?" tanya Jisoo.

Dilihatnya Chaeyoung masih menangis sementara Lisa, sang pelaku, hanya memasang wajah tak berdosa.

"Ya ampun, Lisa, kamu apain Chaeyoung?" Si kecil itu hanya menggeleng, menyangkal, lalu pergi menjauh membawa mainannya.

"Dasar anak ayam" Jisoo menggerutu sambil menggendong Chaeyoung. "Udah, Lisa nggak sengaja. Mau biskuit nggak?"

"Bituit?" tanya Chaeyoung.

"Iya, biskuit. Unnie punya banyak"

"Au," sahut Chaeyoung cepat. Jisoo pergi ke dapur dan mengambil biskuit bayi untuknya. Makanan selalu menjadi solusi ampuh membujuk Chaeyoung.

Sementara itu, Lisa mulai bosan bermain sendiri. Ia merangkak naik ke sofa dan mendekati Jennie.

Puk, puk, puk.

Tangan mungilnya menepuk-nepuk pipi Jennie. Tidur Jennie pun terganggu. Ia melirik Lisa yang menatapnya dengan tatapan dalam.

"Apa?" gumam Jennie.

"Ain" jawab Lisa.

Meski matanya terasa berat, Jennie tetap menemani adiknya bermain. Sikap acuh Jennie kemarin tampak menghilang, dan kini ia hanya bisa pasrah menjadi "mainan" baru Lisa. Selagi si kembar tidak rewel, Jennie tidak keberatan meski rambutnya menjadi korban. Dalam hati, ia berharap tetap bisa bertahan sampai orang tuanya pulang. Jennie rindu nongkrong dengan teman-temannya, dan tak pernah ia bayangkan akan mengasuh dua bayi super aktif seperti mereka.

















Tbc

Trouble Maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang