37. Dua Wajah Ayah

372 80 11
                                    

Chaelisa, si kembar yang menggemaskan, datang dengan wajah mengantuk setelah tidur siang. Mereka menghampiri Jennie yang masih sibuk menyelesaikan makanannya.

"Ninie" panggil mereka dengan suara lirih, sambil mengucek mata.

Jennie menoleh sambil tersenyum. "Wae? Mau makan?" tanyanya lembut.

Lisa menggeleng, tapi Chaeyoung dengan semangat mengangguk dan segera duduk di pangkuan Jennie, menunggu suapan dari kakaknya. Jennie mengambil sedikit mie dari mangkuknya dan menyuapkannya ke mulut Chaeyoung.

"Enak?" tanyanya.

Si bayi mengangguk kuat, membuat Jennie tersenyum. Ia kemudian mengambil sepotong mandu, mengupas sedikit untuk memudahkan Chaeyoung makan, lalu memasukkannya ke mulut si kecil. Lisa, yang awalnya tidak tertarik makan, sekarang menatap iri melihat Jennie dan Chaeyoung makan dengan lahap. Ia tidak ingin kalah, terutama melihat bagaimana Chaeyoung begitu dekat dengan Jennie.

"Lili juda mau" ujarnya cepat, sambil menghampiri mereka.

Jennie tertawa pelan melihat Lisa yang cemburu. Alhasil, ia tidak bisa menyelesaikan makanannya karena harus menyuapi kedua bocah itu.

"Ninie" panggil Chaeyoung dengan suara kecil.

"Hmm?" balas Jennie sambil menyuapkan potongan mandu ke mulut Lisa.

"Tadi ocie liyat ayam doleng dimeja matan" bisik Chaeyoung polos, menunjuk ke arah meja makan.

Jennie mengikuti arah pandangnya, dan keduanya sama-sama menatap Jisoo yang kini terlihat salah tingkah. Merasa jadi pusat perhatian, Jisoo akhirnya menoleh dengan wajah bingung.

"Apa lihat-lihat?" tanyanya defensif.

Tanpa basa-basi, Lisa dan Chaeyoung langsung berlari menuju dapur. Beberapa detik kemudian, mereka kembali membawa sekotak ayam goreng milik Jisoo.

"Woi, itu punya gue!" seru Jisoo tidak terima, melihat kotak ayamnya dibawa pergi.

"Udah ah, pelit amat, cuma ayam juga" jawab Jennie dengan nada santai, membuat Jisoo semakin kesal.

"Cuma ayam juda" timpal Chaeyoung menirukan Jennie, sementara Lisa sibuk membagikan ayam itu. Satu untuk Jennie, satu untuk Chaeyoung, dan beberapa potong lagi ia tawarkan kepada tamu-tamu lain yang ada di ruang itu, membuat Jisoo melongo kaget.

Melihat ayamnya dibagikan begitu saja, Jisoo tak bisa menahan kekesalannya.

"Gue baru beli itu!" protesnya, tapi Jennie hanya tertawa sambil menggigit sepotong ayam.

"Makanya, beli dua kotak" canda Jennie, sambil mengedipkan mata. Chaelisa ikut tertawa sambil menikmati ayam goreng yang sepertinya lebih nikmat karena dicuri dari Jisoo.

"Mommy, kenapa anak-anaknya brengsek semua!" jerit Jisoo dengan frustrasi, membuat semua orang di ruangan tertawa terbahak-bahak. Jisoo yang merasa ayamnya dirampas begitu saja tanpa perasaan bersalah dari si pelaku, hanya bisa memandang dengan putus asa.

Sementara itu, Jennie, Lisa, dan Chaeyoung terus melanjutkan makan mereka tanpa sedikit pun menunjukkan rasa bersalah. Chaeyoung bahkan berlari kembali ke pangkuan Jennie sambil membawa potongan ayam terakhir yang ia raih, sedangkan Lisa duduk di sebelah kakaknya, senyum puas tersirat di wajah mereka.

Jessica, yang berdiri tidak jauh dari sana memperhatikan anak-anaknya dengan penuh cinta, tersenyum lega. Melihat mereka makan dengan begitu lahap membuatnya senang.

"Mom, ini enak banget!" seru Jennie, menyuapkan sepotong ayam ke mulutnya.

"Ayamnya lebih enak daripada yang biasa Jisoo beli" lanjutnya, menyindir Jisoo yang sekarang hanya bisa mendesah pasrah.

Jessica tertawa kecil, mengelus kepala Jennie. "Kalau kalian suka, nanti Mommy sering-sering masak" ucapnya dengan penuh kehangatan.

"Ocie cuka banet, Mommy" Chaeyoung menyahut dengan mulut penuh makanan, sementara Lisa mengangguk semangat, tidak mau ketinggalan.

Jisoo, yang masih tidak terima, memutar mata. "Mungkin mereka suka karena dicuri, bukan karena rasanya"

"Sama aja, Unn. Yang penting enak" sahut Jennie tanpa ragu, membuat gelak tawa kembali meledak di ruangan itu.

Hari yang penuh ketegangan karena kedatangan Ok Taecyeon berubah menjadi momen kehangatan dan kebahagiaan keluarga, di mana gelak tawa, makanan, dan kebersamaan menjadi penutup sempurna untuk hari yang panjang.

Beberapa saat kemudian, Jennie mulai merasa kenyang. Saat ia mengangkat pandangan, matanya tak sengaja bertemu dengan wanita yang duduk di sebelah Ok Taecyeon, ibu tirinya. Wanita itu tampak ngiler, menatap makanan di piring Jennie dengan ekspresi terkejut. Jennie menyadarinya dan tanpa pikir panjang, ia mengambil mandu yang masih tersisa di piringnya, lalu menyerahkannya pada wanita itu.

Wanita tersebut tampak terkejut, tidak menyangka Jennie akan bersikap baik setelah semua yang terjadi. Ia menoleh ke arah Taecyeon, suaminya, yang tersenyum kecil dan mengangguk, memberi isyarat agar ia menerima tawaran Jennie.

"Ambil saja" ujar Jennie santai. "Gak ada racunnya kok"

Wanita itu ragu sejenak sebelum akhirnya mengambil mandu tersebut. Namun, rasa penasaran tetap menyelimuti pikirannya.

"Kenapa kau baik padaku, padahal kami telah jahat padamu?" tanyanya, nada suaranya penuh keheranan.

Jennie hanya menatapnya sejenak, kemudian menghela napas ringan.

"Karena kau tidak salah, Ahjumma" jawab Jennie, nadanya lembut tapi tegas. "Aku tidak mungkin membunuhmu atau menyakitimu. Kau tidak pernah terlibat dalam kesalahan yang dilakukan oleh suamimu"

Kata-kata Jennie membuat wanita itu tertegun. Ia tidak menyangka gadis yang selama ini mereka anggap jauh bisa berbicara dengan kebijaksanaan seperti itu. Jessica, yang memperhatikan dari jauh, tersenyum bangga. Dalam hatinya, ia merasa puas. Jennie telah tumbuh menjadi seseorang yang penuh pengertian, dan Jessica tahu bahwa ia tidak gagal mendidiknya menjadi pribadi yang kuat namun tetap berhati baik.

Sementara itu, suasana di ruangan mulai terasa lebih tenang, ketegangan perlahan menghilang. Jennie melirik ibunya dan tersenyum.

"Mom, kayaknya aku butuh teh sekarang. Boleh?"

Jessica mengangguk, dengan senyum penuh kasih. "Tentu, sayang. Mommy buatkan" ucapnya lantas pergi ke dapur membuatkan Jennie segelas teh hangat.

Sedikit lega Jennie tidak bereaksi biasa saja usai mengetahui bahwa Taecyeon ayah kandungnya. Namun disisi lain Jessica khawatir, khawatir kalau Jennie selama ini tau siapa ayah kandungnya dan memilih diam demi menjaga perasaannya.

Ia berharap kehadiran Taecyeon tidak merusak hubungan mereka. Tentang apa yang telah terjadi pada mereka dimalam itu. Jennie mungkin kelihatan biasa saja tapi tidak ada yang tau bagaimana ia menahan semuanya sendirian selama ini.













Tbc

Trouble Maker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang