Hari itu Jensoo bekerja sama mengerjakan pekerjaan rumah karena Jessica sudah tidak bisa banyak bergerak. Wanita itu duduk di sofa sambil mengawasi anak-anak yang sedang bekerja, ditemani oleh member SNSD.
"Yak!" seru Jennie saat ujung tongkat pel milik Jisoo menyentuh pantatnya. Sang empunya tongkat tanpa merasa bersalah tetap melanjutkan tugasnya.
"Nanti gue pel kalau udah selesai nyapu"
"Lebih cepat lebih baik, gue mau main game" balas Jisoo tanpa memperhatikan ucapan Jennie.
"Itu masih banyak kerjaan, Pikachu. Lo gak bisa main" bantah Jennie.
"Itu kan bagian lo. Gue cuma ini"
"Kok gue, kan kita ngerjainnya bareng-bareng" protes Jennie.
Jisoo memang kadang ingin enak sendiri. Soal pekerjaan rumah, Jennie hampir selalu kebagian lebih banyak. Jisoo hanya ngerjain satu tugas, lalu main game atau keluar dengan teman-temannya.
"Cepetan sapu sana" perintah Jisoo sambil mendorong punggung Jennie.
Beberapa menit kemudian, ruang tengah sudah bersih dan rapi. Masih ada satu ruangan lagi, yaitu ruang tamu. Setelah itu, masih ada pekerjaan lain seperti menjemur baju, mencuci piring, menyiram tanaman, dan memasak.
"Mereka sering banget ya berantem" gumam Sunny memperhatikan dua anak Jessica itu.
"Setiap hari mereka bertengkar di rumah kayak anjing sama kucing" Jessica mengonfirmasi sendiri.
Lelah mengepel ruangan sebesar itu, Jisoo merebahkan tubuhnya begitu saja di lantai, tak peduli lantainya masih basah. Tubuhnya meminta istirahat.
"Eh, kok tiduran sih?"
"Capek, tau"
"Terus gue gak capek gitu? Ayo bangun, masih ada satu ruangan lagi"
"Lagian siapa sih yang punya ide bikin rumah segede ini?" omel Jisoo sambil menggerutu.
"Rebahan dulu di sini enak, tau" ujar Jisoo sambil menarik celana Jennie hingga sedikit melorot.
Jennie pun menuruti dan ikut rebahan di sebelah Jisoo. Dari pagi hingga siang, pekerjaan rumah seakan tak ada habisnya.
"Eh, Mommy gak nyuruh kalian santai-santai, ayo kerja!" seru Jessica. Kapan lagi ia bisa menjadikan anak-anak itu pembantunya.
Dengan berat hati, Jennie bangkit lagi. Ia menendang pantat Jisoo agar segera bangun.
"Bangun, woi!"
"Yak! Lo gak sopan!" hardik Jisoo.
"Terus kenapa? Lo gak suka?" balas Jennie menantang.
Jisoo langsung berdiri dan menjambak rambut Jennie. Jennie pun tak tinggal diam, ia membalas menjambak rambut Jisoo hingga keduanya jatuh dan berguling-guling di lantai, saling menindih satu sama lain.
"Gue selama ini udah sabar sama lo" ujar Jisoo sambil berusaha menjangkau wajah Jennie.
"Gue juga udah muak lo suruh-suruh" balas Jennie, lalu beralih mencakar wajah Jisoo, dan Jisoo pun melakukan hal yang sama.
"STOP!!!" teriak Jessica, tetapi peringatannya tak diindahkan. Mereka malah semakin ganas. Hingga akhirnya Jaejoong pulang dan terkejut melihat kedua putrinya saling cakar.
"Hei! Apa yang kalian lakukan?" seru Jaejoong, mencoba melerai, namun tidak berhasil.
"Berhenti atau Daddy potong uang jajan kalian!"
Jisoo langsung berhenti. Napas mereka memburu, rambut mereka acak-acakan. Jisoo dan Jennie saling menatap tajam.
"Beresin kekacauan yang kalian buat" titah Jaejoong sebelum berjalan menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble Maker
FanfictionJennie dan Jisoo memiliki adik lagi diusia mereka yang sudah dua puluh tahun. Saat lahir adik kembar mereka suka membuat ulah dan menjadikan mereka sebagai korban kenakalannya. - Blackpink Siblings -