Shierra membuka matanya perlahan. Pertama kali yang ia lihat adalah langit-langit ruangan berwarna putih di atas sana. Wanita itu menatap ke samping kanannya.
Ia melihat Gyera yang tertidur di sampingnya. Ia baru sadar, bahwa dirinya berada di rumah sakit.
"Kamu udah sadar, Ra?" Itu suara Namjoon yang baru saja masuk ruangan. Laki-laki itu bersama dengan Aera.
Gyera terbangun dari tidurnya. "Shierra?" panggilnya.
Wanita itu mengucek matanya, lalu berdiri. Ia mengusap surai hitam milik sahabatnya dengan lembut. Rasa lega ia rasakan, begitu melihat Shierra terbangun.
"Aku panggil dokter dulu," pamit Aera dan dibalas anggukan oleh Namjoon serta Gyera.
"Ra?" panggil Gyera lagi.
Shierra meraba perutnya yang datar. Ia baru ingat, bahwa kemarin ia melakukan prosesi persalinan.
"Anakku mana?"
"Anak kamu selamat, Ra," sahut Namjoon, "kamu jangan khawatir."
Shierra menghela napas lega. Namun, ia kembali mengingat sesuatu yang membuat jantungnya berdegup kencang. "Jimin mana? Dia baik-baik aja, kan?"
Namjoon dan Gyera terdiam, membuat Shierra semakin khawatir. Wanita itu beranjak dari posisi tidurnya, membuat Gyera panik. "Jangan gerak dulu, Ra. Kamu habis melahirkan."
"Aku harus ketemu Jimin," ucap Shierra lalu turun dari ranjangnya.
"Shierra, tolong tenang dulu. Kamu masih dalam pemulihan," ucap Namjoon sembari menahan tangan Shierra dengan lembut.
Shierra menepis kasar tangan Namjoon. "Aku harus ketemu Jimin sekarang!" ucapnya. Shierra tak menggubris ucapan Namjoon dan tetap turun dari ranjang dengan tubuh lemasnya.
Gyera membantunya turun. "Shierra kamu masih lemas. Tolong, jangan nekat begini," ucapnya.
Shierra merasakan buliran air matanya membendung pada netra cantiknya. Wanita itu menatap Gyera dengan raut sedih. "Kenapa kamu terus nahan aku untuk ketemu Jimin, Gyer?! Memangnya apa yang terjadi sama dia, hah?!"
"Tenang dulu, Ra," sahut Gyera dengan sabar.
"Aku mau ketemu dia, Gyera! Please." Shierra menatap sahabatnya itu dengan raut memohon. Sungguh perasaannya begitu kalut saat ini, membayangkan kondisi Jimin yang mungkin dikatakan jauh dari baik-baik saja,"tolong jangan hentikan aku," ucapnya lagi.
Gyera mengangguk. "Oke, tapi tunggu disini," ucapnya, lalu ia mengambil kursi roda yang berada di sudut ruangan.
"Aku akan bawa kamu kesana. Kamu duduk disini," ucap Gyera.
Shierra mengangguk. Wanita itu pun duduk di kursi roda yang dibantu oleh Namjoon. Gyera mendorong kursi roda itu, sedangkan Namjoon mengikuti keduanya dari belakang.
Shierra dibawa menuju ke sebuah ruangan VIP nomor 202. Baru saja sampai di pertigaan lorong. Seorang dokter dengan beberapa perawat berbondong-bondong masuk ke dalam ruangan itu. Shierra melihat Taehyung, Seokjin, dan Yoongi yang keluar dari dalam ruangan. Ketiganya terlihat begitu panik.
"Kenapa ini? Ada apa?" tanya Namjoon.
Bukannya menjawab pertanyaan Namjoon. Taehyung balik bertanya, "Kenapa Shierra dibawa kesini?!"
"Taehyung, ada apa?! Apa yang terjadi sama Jimin?!" tanya Shierra ikut panik. Wanita itu beranjak dari kursi rodanya, hendak menghampiri Taehyung, namun ia terjatuh akibat tubuhnya yang masih lemah.
Namjoon segera membantunya. "Kamu harus hati-hati, Ra," ucapnya.
"Cepat bilang, apa yang terjadi sama dia Taehyung?!" tanya Shierra lagi, napasnya terasa sesak. Air matanya kembali terbendung di kelopak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Sweet
FanfictionPernikahan adalah hal sakral yang dijalankan oleh setiap manusia. Kamu adalah kebahagiaanku dan alasanku untuk terus menjalani kehidupan bersamamu. ----- Cerita ini memiliki rating 21+ jadi untuk pembaca dibawah 21 tahun harap untuk tidak membaca ce...