6. Klien

47 13 76
                                    

Di pagi hari, Shierra tengah sibuk memasak sarapan untuk Jimin. Wanita itu sengaja melakukannya karena ingin menyenangkan suaminya. Dengan riang, Shierra meletakkan telur omelet buatannya ke atas piring dengan roti panggang serta dua gelas susu buatannya.

"Oke, semuanya selesai," gumam Shierra. Ketika hendak berbalik, tiba-tiba saja kedua tangan Jimin melingkar di perutnya. Shierra tersenyum.

"Morning, sayang," sapa Jimin sembari mengecup pipi Shierra sekilas.

Shierra tersenyum. Wanita itu menoleh dan balas menciumnya di pipi. "Pagi juga sayangku," ucapnya.

Jimin tersenyum, ia masih memeluk Shierra dari belakang. "Kamu bikin apa?"

"Nggak banyak, sih. Cuma omelet, roti panggang sama susu," sahut Shierra.

"Wah ... enak, nih," ucap Jimin. Laki-laki itu dengan semangat duduk di depan meja makan. "Aku coba, ya."

Shierra mengangguk. Wanita itu melihat Jimin melahap roti panggang buatannya. "Gimana?"

Jimin mengangguk pelan, lalu mengacungkan jempol. "Enak banget! Teksturnya nggak ada yang gosong terus selainya dioles merata, Cobain deh," ucapnya.

Shierra mencoba roti panggang buatannya. "Ih iya bener, kok aku bisa bikin ini?"

Jimin tertawa, laki-laki itu menggelengkan kepalanya heran. "Kenapa kamu bingung gitu?"

"Iya, soalnya aku sekarang jarang banget masak. Paling bantu mamah aja sih," ucap Shierra.

"Tapi enak kok, walaupun jarang masak," ucap Jimin dengan bangga.

"Syukurlah. Kalo gitu kamu cobain ini deh." Shierra menyodorkan satu piring omelet buatannya.

"Wahh bonus, nih," ucap Jimin. "Kok cuma satu?"

Shierra tersenyum. "Aku sengaja cuma bikin satu, hehe. Itu buat kita berdua," ucapnya malu-malu.

"Gemes banget sih, nyonya," ucap salah satu pelayan yang mengintip mereka.

Ketika Jimin dan Shierra menatap ke arah mereka. Para pelayan itu pun langsung bubar dan pergi menjauh.

Jimin tertawa. "Tuh dibilang gemes sama mereka," ucapnya.

"Aku kan emang gemesin," ucap Shierra mengaku, membuat Jimin langsung menarik pipinya pelan.

"Istri siapa sih?"

"Istrimu pak Han Jimin."

Keduanya langsung tertawa setelah bicara seperti itu. Lalu Jimin mengambil garpu dan pisau.

"Berarti ini konsepnya makan sepiring berdua gitu, ya?" tanya Jimin sembari mengiris omelet tersebut dengan hati-hati.

Shierra mengangguk. "Kamu coba dulu," pintanya.

Jimin mengangguk. Dengan antusias, Jimin pun mencobanya. Shierra penasaran. Wanita itu menunggu respon Jimin yang tiba-tiba diam.

"Kenapa sayang? Ngga enak, ya?" tanya Shierra sedih.

Jimin menelan potongan omelet tersebut, lalu tersenyum. "Enak kok, sayang," ucapnya.

Shierra kembali menatapnya senang. "Beneran? Aku coba." Ia hendak mengambil garpu dan pisau di tangan Jimin. Namun, Jimin menjauhkannya. Shierra mengerutkan keningnya bingung.

"Karena enak. Untuk yang satu ini, biar aku yang habisin ya, sayang," ucap Jimin dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya.

"Emang seenak itu?" tanya Shierra penasaran.

Jimin mengangguk. "Perpaduan telur sama ... bawang, sama pedesnya bener-bener kerasa banget, sayang. Kamu tau banget aku suka pedes. Nggak papa ya aku makan semua?"

Apple Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang