"Elea sayang!"
Wow! Wow! Pelan-pelan!
Aku baru saja kembali dari diskusi politik bersama ahli profesional dan beberapa orang lainnya ketika suara teriakan itu datang. Tanpa menoleh saja aku tahu itu suara siapa.
"Elea!" Celestine sampai di sampingku.
Sejak kapan dia jadi memanggil Elea dengan sebutan 'sayang'. Membuatku semakin ingin muntah.
"Ada apa Celestine?" Tanyaku baik-baik.
Siang ini Celestine terlihat lebih bersemangat. Penampilannya selalu segar seperti habis mandi. "Saya mencarimu ke mana-mana. Kita dipanggil untuk membicarakan pernikahan kita." Senyum Celestine membuatku ingin muntah.
Aku menghela napas panjang. "Membicarakan apa lagi? Waktu itu kan sudah."
"Pakaian, dekorasi, makanan."
Tanpa aku sadar tangan Celestine menarik tanganku untuk berjalan cepat. Aku menghentakkan tangan hingga terlepas dan mempersilahkan Celestine berjalan duluan.
Di dalam ruangan itu ada 3 orang yang tidak aku kenal. Salah satu tangan kanan Yang Mulia Ettiene memperkenalkan mereka sebagai wedding organizer yang sudah dipilih kerajaan untuk mengurus pernikahan Elea dan Celestine.
Aku pikir kami akan membicarakan berdua bersama WO, tapi ibu Celestine juga ada di dalam ruangan. Ratu Calantha sudah duduk di sofa panjang berwarna kuning pudar sambil membuka buku berisi sketsa baju-baju pernikahan.
"Tuan Putri, Pangeran, perkenalkan ini orang-orang yang akan mengambil tanggung jawab atas pernikahan kalian nanti. Silahkan diskusikan perihal baju pernikahan, dekorasi, dan makanan." Pria ini sering aku lihat, salah satu penasihat kerajaan. Tapi aku tidak tahu namanya.
Ada 2 wanita dan 1 pria. Mereka memberi salam pada aku dan Celestine sebelum kami memulai perbincangan.
"Jadi bagaimana, Putri Melusine, Pangeran Celestine?"
Sebelum aku atau Celestine mengucap satu patah kata, Ratu Calantha berbicara duluan.
"Bagus jika pernikahan Celestine dipenuhi bunga amarilis merah darah dengan putik kuning yang cantik." Kata Ratu Calantha.
Pernikahan Celestine? Itukan pernikahan Elea juga.
"Bunga-bunga itu harus memenuhi altar pernikahan anakku. Barisan kursi tamu boleh dipenuhi bunga-bunga lain, apa lagi jika warnanya kontras dengan amarilis merah. Oh, itu akan membuat altar pernikahannya menjadi pusat perhatian." Ratu Calantha tidak berhenti bicara.
Celestine duduk berdua dengan ibunya melihat buku berisi sketsa dekorasi dan baju pernikahan. Orang-orang WO terlihat ragu-ragu ikut duduk di sofa yang berseberangan. Aku bahkan tidak sudi untuk duduk bersama mereka.
"Gaun pengantin yang ini cantik juga." Ratu Calantha menunjuk salah satu gaun pernikahan yang ada di buku. "Turtle neck, lengan panjang, dan rok mengembang dengan ekor panjang. Ini akan cantik jika berwarna putih gading dengan bordir-bordir rumit. Kau ingin Elea menggunakan gaun seperti apa, Celestine?"
HAH? OH, MY DAYS!
Aku merebut buku sketsa dari tangan Ratu Calantha dan melemparnya ke atas meja.
Celestine dan ibunya memandangku kaget, sama seperti 3 orang di seberangnya. Mungkin pengawal Meramoon dan Amaryllis yang mewakili di sudut-sudut ruangan juga terkejut dengan tingkah Elea yang tiba-tiba.
"Aku ingin gaun pernikahan paling terbuka yang kalian punya." Kataku. "Rok panjang ramping dengan belahan tinggi. Aku ingin bagian atasnya V-neck rendah dan lebar menampakan tulang selangka, lengan cape lebih pendek dari siku. Tanam kerangka korset langsung di gaunnya karena aku tidak ingin menggunakan dalaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Past Keeper : Naserin Dante
Historical FictionBerhari-hari aku berakhir di Dermaga Lama karena salah naik bus untuk pulang. Berkali-kali aku berakhir di tempat yang aku tidak inginkan. Tempat di mana berdiri patung seorang pahlawan tempat aku tinggal sekarang. Malasan namanya. Seorang perompak...