23

15.1K 1.2K 114
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Dan jika nantinya Ersya mengetahui siapa mommy kandungnya, akankah Ersya bisa melewati masalah itu. Umurnya yang masih kecil apa nantinya bisa mengambil keputusan yang besar. Ersya terlalu lugu nan polos untuk menghadapi hal seperti itu. Bahkan di kehidupan pertamanya, Ersya tak pernah sampai di titik ini. Tak ada bekal untuk menerka-nerka apa yang terjadi kedepannya, sekarang Ersya benar-benar memulai kehidupan barunya lagi.



............



Kini seluruh keluarga Leonard tengah berada di ruang makan untuk melaksanakan makan malam. Perihal Devin dan Liam, Ersya sudah membujuk mereka. Begitu gampang, tidak seperti Nathan yang harus dibujuk ini itu. Seharusnya adik lebih patuh, ini tidak. Malah yang paling ribet.

Suasana makan malam saat ini cukup sunyi. Masing-masing fokus dengan makan malamnya. Sesekali Ersya melirik ke keluarganya. Entah apa yang Ersya niatkan, ia hanya ingin melakukan itu saja. Meskipun arah pandangnya sering kali mencuri-curi ke arah keluarganya, tangannya tetap menyendokkan makanan ke mulutnya. Dapat dibayangkan jika Ersya melirik keluarganya dengan pipi yang mengembung lantaran menahan makanannya dan mengunyahnya dengan pelan.

Kali ini tatapan Ersya tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Rachel. Mendapati kesempatan ini, Ersya segera melempar kode kepada mommynya itu. Alis Ersya naik turun untuk menanyakan sampai mana perkembangan rencana mereka, untung saja Rachel peka. Dalam diam, Rachel menganggukkan kepala seraya tersenyum penuh arti. Mengode Ersya untuk bersabar.

Ersya yang mendapati kode itu turut mengangukkan kepala. Agaknya Ersya dan Rachel terkoneksi satu sama lain meskipun hanya lewat kode-kodean. Dalam diam mereka saling mengode. Harusnya tidak ketahuan sama yang lain karena mereka begitu lihai saling lempar kode, sampai dimana Ersya merasa lucu dengan apa yang ia dan mommy nya lakukan dan berakhir ia cekikikan cukup keras. Bisa menyembunyikan perkataan tapi tak bisa menyembunyikan tertawanya.

Alhasil atensi seluruh keluarga langsung terpaku pada Ersya. Tiba-tiba tertawa tentu membuat yang lain menaruh tanda tanya besar kepada Ersya. Sedangkan Rachel mengulum bibirnya dalam-dalam untuk meredakan tawa yang akan keluar karena melihat apa yang Ersya lakukan. Ada-ada saja.

“Kenapa?” tanya Liam yang berada di hadapan Ersya. Nathan yang berada di samping Ersya hanya melirik dengan ekor matanya. Entah apa lagi yang akan dilakukan oleh Ersya.

“Eh.” Ersya sendiri terkejut melihat semuanya tengah menatap dirinya. Menyadari jika tertawanya tak dapat terkontrol, Ersya membungkam mulutnya sendiri sembari menggelengkan kepalanya.

Melihat respon Ersya, seluruh keluarga kembali dalam urusan mereka sendiri-sendiri. Entah apa yang dilakukan Ersya, selalu membuat mereka bertanya-tanya.

Ersya menghembuskan napas leganya, untung saja tidak ketahuan. Karena rencananya sudah tersusun rapi, maka saatnya Ersya kembali fokus dengan makanannya sendiri.

Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang