3

39K 3.1K 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Sebuah mobil memasuki kawasan halaman mansion Leonard. Jajaran bodyguard seketika membungkukkan badannya ketika pintu mobil tersebut mulai terbuka.

Yang pertama kali keluar ialah Kendrik, keluar dari pintu depan, lebih tepatnya Kendrik yang menyupir.  Bodyguard dengan sigap membukakan pintu depan sebelahnya. Membukakan pintu untuk nyonya baru mereka.

Setelah Kendrik dan Rachel keluar, kini pintu belakang juga telah dibukakan oleh bodyguard. Sepasang kaki terbalut celana  keluar dari pintu mobil, disusul dengan kepala yang menyembul, yang semula kepalanya menunduk, kini terangkat.

Nathan menatap datar pemandangan di depannya. Membosankan. Ia sudah pernah ke sini dan memiliki kesan buruk dengan putra bungsu Leonard.

"Ayo Nathan," ajak Rachel pada anak tunggalnya untuk mengikuti ia dan suaminya yang akan masuk. Melihat Nathan yang hanya terdiam dengan tatapan datar itu, membuat Rachel harus mengeluarkan suaranya untuk menyadarkan anaknya.

Nathan tak menjawab, tapi langsung mengikuti jejak mommy dan daddy nya.

Bodyguard secara serentak membungkukkan badannya tatkala tuan mereka lewat di depan mereka.

Begitu seterusnya sampai mereka bertiga sampai di depan pintu mansion yang sudah dibuka. Setiap penjuru ruangan dihiasi oleh kemerlap kemerlip yang terlihat mewah. Tidak ramai dan terkesan indah.

Maid segera memberi salam pada tuan mereka. Barra, Liam dan Devin yang melihat daddy mereka sudah sampai segera mendekat.

"Selamat datang," sapa Devin dengan senyum tipis.

Barra, Liam dan Devin berinisiatif memeluk tubuh mommy baru mereka sebagai sapaan selamat datang.

Kendrik mengulas senyum tipis melihat itu. Dan tentu Rachel senang juga melihat anak-anak dari suaminya yang menerima dirinya sebagai mommy baru mereka.

"Bagaimana kabarmu," tanya Liam pada Nathan yang sedari tadi diam. Agak canggung untuk mereka yang jarang bertemu.

"Baik," jawab Nathan singkat. Meskipun sudah pernah bertemu, tetap saja masih merasa asing.

"Kami abangmu, panggil kami abang," ucap Barra berusaha tak menggunakan suara dinginnya. Tak ingin mendapat kesan buruk untuk adik barunya.

"Ya, abang," balas Nathan mematuhi ucapan Barra.

Kendrik memudarkan senyumannya, melihat pemandangan seperti ini, sepertinya ada yang kurang. Keningnya berkerut.

Oh iya, ia tak melihat keberadaan Ersya.

"Dimana Ersya?" tanya Kendrik pada anak-anaknya.

Mendengar itu, Barra, Liam dan Devin segera meminggir untuk melihatkan keadaan Ersya saat ini yang berada jauh di belakang tubuh mereka.

Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang