4

35.6K 2.9K 172
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












"Nanti dia akan mengamuk," timpal Devin. Mengingat jika kemarin Ersya bertekad penuh untuk menjadi seorang abang, pasti akan tak terima jika adik barunya tak memanggilnya dengan embel-embel abang.

"Wow, pasti lucu jika mengamuk," ucap Nathan seperti tidak memiliki rasa takut atas apa yang dikatakan Devin.

Barra, Liam dan Devin tak menyela ucapan Nathan. Benar, apa yang dikatakan Nathan itu benar. Ersya jika marah akan mengeluarkan ekspresi yang lucu. Karena memiliki pipi yang chubby, Ersya jika marah selalu menggembungkan pipinya. Dan itu tak ada unsur seram sedikitpun.

"Ya, abang setuju," ucap Barra dengan terkekeh kecil.

"Dia pasti akan marah mendengar ini," ucap Liam dengan nada santai.

"Untung bocah itu tak berada di sini." Devin ikut menimpali. Senang sekali rasanya membicarakan tentang Ersya. Karena dengan itu, bayang-bayang tingkah Ersya mampu membuat mereka tersenyum tipis.

"Ku antarkan ke kamarnya." Devin menawarkan diri untuk mengantarkan Nathan ke kamar Ersya. Nathan langsung mengikuti Devin yang akan mengantarkan dirinya ke kamar Ersya.









.......








"Abang ada urusan, masuk lah." Devin mempersilahkan Nathan untuk masuk ke dalam kamar Ersya.

Nathan menganggukkan kepalanya. Setelah itu Devin berlalu pergi meninggalkan Nathan yang berdiam diri di depan pintu yang tertutup itu.

Berniat mengetuk pintu tersebut, tapi pintu itu sudah terbuka dari dalam. Tatapan Nathan bertemu dengan tatapan mommy nya.

"Sayang, kenapa di sini?" tanya Rachel pada anaknya. Terkejut karena Nathan tiba-tiba berada di depannya.

"Siapa?" tanya Kendrik dari dalam.

"Ini, Nathan," balas Rachel pada suaminya yang berada di dekatnya. Rachel segera minggir agar suaminya melihat siapa yang berada di depannya.

"Nathan, kenapa di sini?" tanya Kendrik mengambil alih suasana.

"Ingin bertemu Ersya?" tanya Kendrik pada Nathan.

"Ya, dad." Nathan mengiyakan pertanyaan daddy nya. Niatnya memang ingin bertemu Ersya. Bukan kah ini permulaan yang bagus? Rencananya dulu sebelum ia dan mommy nya akan tinggal di sini, ia akan bersikap tak peduli dengan Ersya yang membencinya. Tapi ternyata, di luar rencananya.

"Ersya masih tidur, nanti kalau sudah bangun saja ya," ucap Rachel memberitahu pada anaknya jika Ersya masih tidur. Cukup senang dengan inisiatif anak tunggalnya ini.

"Baiklah." Nathan tak jadi menemui Ersya karena bocahnya masih tidur. Kendrik dan Rachel keluar dari kamar Ersya. Dan Nathan kembali ke kamarnya. Lumayan jauh dari kamar Ersya.







Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang