19

20.7K 1.6K 84
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Seminggu telah berlalu. Seperti yang dikatakan Ersya pada Nathan bahwa Nathan akan masuk ke sekolah Ersya sebagai siswa baru. Selama seminggu itu, Ersya belum menyinggung sama sekali tentang kejadian gudang itu. Sikap abang ketiganya pun biasa-biasa saja, seolah-olah kejadian hari itu tak terjadi. Itu lah yang dipikirkan Ersya.

Mungkin kapan-kapan Ersya akan mencari tahu itu. Untuk sekarang biarlah ia menikmati kehidupannya ini. Daddy nya yang semakin menyayanginya, kasih sayang yang tulus dari mommy Rachel, tiga abangnya yang menyayanginya juga, dan adiknya— Nathan yang ia sayangi, hehe.

Ersya tipe anak yang tidak mau berpusing ria. Nanti jika keadaan mulai lengah, baru ia melaksanakan aksinya. Jika dipikir-pikir, abang-abangnya itu tidak pernah mencari-cari mommy kandungnya, hanya Ersya saja yang bertanya-tanya.

Pasti ini mah, mereka tahu. Dan hanya ia sendiri yang tidak tahu. Memikirkan itu membuat Ersya kesal juga. Mereka diitanyai pun tidak menjawab.

Ingin menanyakan perihal gudang itu pada daddy dan abang tertuanya, tapi tak jadi mengingat perkataan bang Devin. Kemarahan dua titan itu benar-benar menakutkan.

Pagi ini keluarga Leonard tengah sarapan bersama di ruang makan. Pemandangan saat ini berbeda dengan pagi biasanya. Pasalnya sekarang Ersya dan Nathan memakai seragam yang sama. Biasanya beda, karena Nathan dulu masih sekolah di sekolahnya sendiri. Sekarang Nathan akan satu sekolah bersama Ersya.

Yang satu memakai seragam sekolah terlihat lucu dan imut, yang satu lagi terlihat tampan menawan. Jelas kalian tahu siapa itu. Antara seorang adik dan seorang abang, haha.

“Kamu tampak bersemangat sekali, kenapa Ersya?” tanya Rachel basa basi. Di antara mereka bertujuh, hanya Ersya saja yang mengeluarkan aura kebahagiaan. Terlihat dari wajahnya yang berseri-seri.

“Karena Nathan sekarang satu sekolah sama Ersya,” jawab Ersya dengan antusias. Jawaban Ersya membuat yang lain terheran-heran.

Memangnya kenapa jika Nathan satu sekolah dengan Ersya saat ini. Kalau memang begitu, seharusnya Nathan lah yang senang dan bersemangat karena akan pindah sekolah. Malah Nathan yang duduk diam dengan pembawaan diri yang tenang.

“Kamu senang jika Nathan satu sekolah denganmu?” tanya Kendrik dari ujung sana. 

Ersya mengangguk dengan cepat. Senyum sumringahnya ia pamerkan pada keluarganya. Nathan yang mendengar itu tersenyum simpul. Melihat Ersya yang begitu senang ia pindah sekolah di sana, membuat Nathan juga sedikit senang.

Ersya tidak sabar memamerkan adiknya pada teman-temannya, hehe. Jangan ragu jangan bimbang, sama abang Ersya pasti akan disayang.

“Makan yang banyak,” timpal Barra di samping Ersya. Melihat Ersya yang makannya sedikit sedikit, membuat Barra memperingati Ersya.

“Oke abang Barra. Abang Ersya ini akan makan dengan banyak,” jawab Ersya dengan semangat yang tak surut-surut. Setelah mengucapkan itu, Ersya makan dengan cepat. Tak lagi mengeluarkan perkataan, Ersya menunduk dan fokus memakan makanannya. Pipi chubby nya semakin terlihat jelas.

Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang