32

300 65 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Akibat pertanyaan Nathan yang terkesan tiba-tiba itu, membuat yang lain terdiam sesaat. Berbagai pasang mata terfokus pada Nathan. Mendapati tatapan itu tak membuat Nathan takut. Ia sudah terlampau penasaran. Setiap hari keluarganya sibuk, membuat Nathan tak bisa mencari waktu yang bagus untuk bertanya tentang ini.

Kendrik menaikkan sebelah alisnya. Apalagi pertanyaan itu mengarah padanya. Ada apa dengan isi gudang?

“Gudang lantai dua?” Kendrik malah bertanya kembali.

“Ya, gudang itu. Kenapa kalian seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan sepertinya di sini hanya aku dan Ersya saja yang tidak tahu,” balas Nathan tanpa merasa terintimidasi oleh tatapan keluarganya.

“Hmm, memangnya ada apa dengan gudang itu?” Kendrik bertanya pada dirinya sendiri. Mengingat-ingat isi gudang yang jarang ia masuki itu.

Barra, Liam dan Devin terdiam menyimak. Ternyata selama ini Nathan mengawasi gerak-gerik mereka. Apa motif Nathan ikut campur dalam urusan ini? Lebih tepatnya, jika Nathan nanti tahu, apa yang akan ia lakukan.

“Ersya selama ini bersikeras mencari petunjuk tentang mommy kandungnya. Tujuan pertama Ersya adalah gudang itu,” ungkap Nathan membeberkan rencana Ersya. Bahkan Ersya sempat mengajaknya untuk mencari tahu. Akan tetapi, Nathan menolaknya. Untuk apa membantu Ersya jika Nathan malah ingin Ersya tidak mengetahui semua itu.

Lebih baik hidup seperti ini. Tanpa menoleh ke masa lalu dan melanjutkan hidup di masa sekarang. Kembali ke masa lalu sama saja kembali menorehkan  sebuah luka.

“Seniat itu Ersya,” ucap Devin terkekeh ringan. Anak sepolos Ersya memiliki tekad yang kuat untuk mencari informasi mengenai mommy kandungnya.

“Ternyata benar, anakku sangat ingin tahu tentang wanita itu,” ucap Kendrik kini memasang muka seriusnya.

“Kenapa Ersya tiba-tiba mencari tahu? Bukannya dari dulu ia tidak sama sekali memikirkan ini,” timpal Liam merasakan kecurigaan yang besar.

“Jadi?” tanya Nathan mengungkit pembahasan tadi.

“Tidak ada apa-apa di sana, hanya ada barang bekas,” balas Liam.

Nathan menukikkan alisnya. Hanya barang bekas? Tapi kenapa keluarganya sangat menutupi perihal itu. Pastinya barang bekas itu memiliki cerita tersendiri.

“Termasuk barang-barang wanita itu,” ujar Barra menyeringai tipis.

“Wanita itu?” tanya Nathan memastikan,

“Mantan istri dari tuan Kendrik yang terhormat,” sindir Liam sembari terkekeh ringan.

Selain berisi barang-barang dari Vira, di sana juga terkumpul berbagai senjata tajam. Selain digunakan sebagai tempat barang bekas, nyatanya tempat itu bagaikan neraka bagi Vira. Tentang masa lalu yang rumit dikarenakan dirinya yang berhasil membangkitkan emosi suami dan tiga anaknya. Itu mengapa gudang selalu dikunci.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang