20

16K 1.3K 52
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










“Si anjir, nih terima nih cuek,” ucap anak itu sambil memperkuat rangkulannya. Jika orang lain melihat mereka. Teman Ersya itu seperti sedang menyiksa Ersya. Ya memang, Ersya merasa lehernya tercekik. Tapi ersya tahu jika temannya itu bergurau saja. Tidak benar-benat mencekiknya.

“Eh eh anjir siapa yang narik kerah gue,” ucap anak itu sembari memegang lehernya yang tercekik karena tarikan kuat di kerah seragamnya. Ucapan anak itu mencuri perhatian siswa lain. Tak terkecuali Ersya yang melotot kan matanya ketika melihat bahwa Nathan tengah menarik kencang kerah temannya itu sampai lehernya tercekik.

Tatapan itu, tatapan yang sama seperti saat Nathan menghajar teman sekolahnya sendiri karena berani mencari masalah dengan Ersya.

Apakah Nathan akan menghajar teman Ersya di hari pertamanya menjadi siswa baru?









......



Seketika suasana kantin menjadi hening. Keramaian yang diciptakan siswa siswi di sana langsung menghilang. Mereka terpaku pada kejadian di tengah kantin dimana Ersya dan yang lain berada. Lebih tepatnya mereka melihat aksi Nathan yang terlihat seperti akan menghajar salah satu siswa di sini.

Apalagi  kehadiran Nathan yang begitu asing di pandangan mereka. Wajah baru di area sekolah ini begitu menarik perhatian mereka. Siapa anak itu yang sedang mencari masalah di kantin.

Kini kembali ke arah Ersya dan teman-temannya. Kevin– teman beda kelas Ersya semakin merasa tercekik seiring kuatnya cengkraman Nathan.

Azka dan Rizar melongo melihatnya. Mereka baru saja masuk ke area kantin. Bahkan mereka saja tidak melihat pergerakan Nathan yang terkesan tiba-tiba ini, lengah dikit Nathan sudah mengajak anak orang berkelahi. Pergerakan Nathan itu benar-benar tak terbaca saking cepatnya.

Riko meringis melihat pemandangan di depan sana. Melihat wajah tertekan Kevin– teman Ersya dan temannya juga membuat Riko mengingat tempo hari yang lalu dimana Nathan juga melakukan hal yang sama padanya. Kepalan tangan yang penuh urat meskipun masih muda tetapi dapat membuat lawannya ketar ketir. Adik Ersya benar-benar mengerikan. Tatapannya, auranya, dan perlakuannya membuat siapapun tertunduk kaku.

Reflek Riko memegang lehernya yang sempat dicekik oleh Nathan. Katanya Nathan lebih muda dari Ersya, tapi nyatanya Nathan lebih-lebih dari mereka.

“Kevin,” pekik Ersya terkejut melihat temannya itu sedang berhadapan dengan Nathan. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tidak ada pacar /hehehe, tiba-tiba Nathan menarik temannya itu dan kini terlihat sedang mencekiknya.

Raut kepanikan tercetak jelas di wajah Ersya. Terhitung dua kali ia melihat wajah Nathan yang mengeras ini. Kenapa sebenarnya?

Menghiraukan pasang mata yang terpaku pada dirinya, Nathan tetap menutup rapat mulutnya dengan kilatan amarah yang terlihat di kedua matanya. Giginya bergemelatuk keras dan tangannya semakin mengerat di kerah Kevin.

Second Life : Ersya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang