“Nakal, nanti yang lain marah lagi,” balas Rachel sembari menampilkan raut muka guraunya.
“Mommy buatkan ayam goreng, tapi tidak pedas. Ayo, kita turun ke bawah,” ajak Rachel pada Ersya untuk segera mengikutinya. Ersya dengan lesu mengikuti pergerakan mommy nya. Kehidupan tanpa handphone bermula dari sekarang. Ini bahkan belum dua hari tapi Ersya sudah berpikir segabut apa ia tanpa sahabat sejatinya. Jika bukan handhone sendiri, rasanya tidak asik.
Ersya berjalan Bersama Rachel menuju ke lantai satu. Ersya tidak mengikuti perginya Rachel ke arah dapur, ia lebih memilih duduk di sofa yang berada di ruang keluarga. Tanganny mengambil remote di atas meja, menekan tombol berwarna merah lalu tv itu pun menyala.
Ersya bosan dengan acara tv itu. Memilih tidak mempedulikan tv dan sibuk dengan isi pikirannya. Pikiran Ersya melayang ke mommy kandungnya. Seperti apa ya wajah mommy nya itu. Satu pun foto mommy kandungnya tidak ada di mansion ini. Apa mungikin berada di gudang ya? Ersya belum mengeceknya.
Di kehidupan pertama ia terlalu cuek dengan keadaan, maka sekarang tidak. Ia ingin tau semuanya. Kemana sebenarnya mommy nya itu. Apa jangan-jangan mommy nya sudah meninggal? Hah, pikiran buruk macam apa itu.
Ersya segera memukul kepalanya sendiri. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu. Bodoh.
Tangan Ersya yang tadinya memukul-mukul kepalanya sendiri kini terhenti karena tangannya ditahan oleh seseorang yang berada di belakangnya.
“Apa kau begitu stres handphone mu disita sampai kau memukul kepalamu sendiri?” tanya Nathan yang langsung menghempaskan tangan Ersya. Se-frustasi itu kah Ersya sampai memukul kepalanya sendiri. Benar-benar tindakan bodoh.
“Iya, emang kenapa. Suka suka aku,” sewot Ersya Kembali memasang muka garangnya. Tolong rekomendasikan kegiatan apa yang harus Ersya lakukan jika handphone Ersya disita selama sebulan. Ini bahkan belum seminggu Ersya sudah segalau ini.
Tercipta keheningan melanda di antara mereka berdua. Mereka berdua sama-sama tidak ingin memulai pembicaraan.
“Ersya,” panggil Nathan pada Ersya yang masih sibuk bermain dengan kuku-kukunya. Berlagak sibuk dengan aktivitasnya sendiri.
“Hm,” jawab Ersya dengan cuek. Antara masih kesal dengan kejadian barusan dan kesal karena Nathan tidak memanggilnya abang. Beruntung Ersya sedang badmood, jadi Ersya tidak koar-koar. Lihat saja suatu saat nanti ia akan menunjukkan bahwa ia adalah abang yang baik untuk Nathan. Lihat saja, camkan ini.
“Kau bisa meminjam handphone ku jika kau mau,” tawar Nathan pada Ersya. Bisa dibilang Nathan cukup merasa bersalah juga, tapi balik lagi dengan kejadian tadi Ketika Ersya memancing dirinya untuk memberitau yang lain tentang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life : Ersya
Fanfiction[Brothership] [Re-birth] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kembali di masa lalu dalam raga yang sama. Mengulang masa lalu dan berniat mengubah masa depan. Ersya seperti di...