chapter 81 [S²] YOU HAVE ME

182 36 179
                                    

KIRA KIRA KANGLIM BERUBAH KARENA APA YA?

PANTAU TERUS CERITA DIA IAN INI

APAKAH BENAR HUBUNGAN MEREKA SUDAH BENAR BENAR SELESAI?

MENUJU 9 CHAPTER LAGI BOR CERITA INI BAKAL TAMAT

VOTE NYA JUGA JANGAN LUPA

🔥🔥🔥

80. YOU HAVE ME

Apa kita (tidak) lagi saling jatuh cinta?
-Hwang Ian Adiwipama

...

Langit Orion Vega: 5 menit lagi bell istirahat bunyi nih. Lo yakin nggak masuk lgi boss?

Ian menatap malas pesan itu. Lalu mengetik balasan.

Hwang Ian Adiwipama: Bacot!

Hwang Ian Adiwipama: Gue masih jaga pacar gue di RS.

Setelah mengetik dan mengirimkan pesan itu. Ian kembali menoleh menatap Kanglim yang seperti tidak minat dan tidak menginginkan kehadiran laki laki itu diruangannya.
Apalagi tadi Ian sempat adu bogeman
dengan Wira yang membuatnya seisi rumah sakit heboh.

"Muka kesal aja lo cantik, Lim, apalagi muka senang,"sahut Ian terkekeh pelan.

Kanglim membuang pandangannya,
Walaupun jantungnya sendiri tidak stabil jika Ian memujinya seperti ini.

Ian meraih jari jari tangan Kanglim,
menggenggamnya."Gue rindu banget,"

"Gue nggak,"balas Kanglim datar.

Jleb!

Tidak ingin terpaku pada balasan menyakitkan Kanglim, Ian memilih mengganti topik pembicaraan. "Lim?
lo punya wish list nggak?"

Tidak ada jawaban. Baiklah

Ian tidak menyerah, kepalanya terus mencari topik menyenangkan untuk ia bicarakan. Lalu tanpa sengaja mata laki laki itu tertuju pada bubur yang ada di pinggir nakas.

Ian meraih kotak makanan itu,
"Sarapan dulu sayang,"ujar Ian. Tangan laki laki itu mengaduk bubur menggunakan sendok dengan telaten.

Kanglim melirik Ian sebentar, semua tingkah laku laki itu memang terasa tulus, dan ia jahat dengan bersikap seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi?

"Buka mulutnya, Lim,"titah Ian. Ia menyodorkan sendok yang penuh bubur ke arah Kanglim.

"Aaaaa..."ucap Ian agar Kanglim mau membuka mulutnya.

"Apaan sih, Ian. Gue bukan anak kecil,
gue bisa makan sendiri,"tolak Kanglim.

Ian tersenyum, walaupun ucapan itu bersuara dengan nada menolak tapi Ian senang, akhirnya, Kanglim mengeluarkan kalimat jutek yang ia rindukan.

"Bawel,"timpal Ian."Buka mulut lo atau—"

Kanglim memandang Ian tajam,"Gue nggak mempan sama ancaman."

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang