chapter 66 [S²] OFFICIAL 2?

120 20 0
                                    

☆☆☆

66.OFFICIAL 2?

Cinta itu seperti angin,Kita tidak bisa melihat nya, Tapi kita bisa merasakannya

Cinta itu seperti angin,Kita tidak bisa melihat nya, Tapi kita bisa merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ian mengendarai motor nya menuju basecamp Aodra Besar.Saat sudah di sana terdapat motor dari teman teman nya.Ian duduk disamping Bima.

"Kenapa lu Ian? Seharusnya habis jalan jalan itu bahagia kok lu malah lemes gini, Ada apa?"tanya Lintang.

"Lin,Jaga Kanglim buat gua,"Sontak yang bernama Lintang itu langsung melihat kearah Ian."Kenapa harus gua? Emang lu mau kemana?"

"Tugas ini bukan hanya untuk Lintang doang tapi berlaku kepada kalian berlima," Kata kata itu bikin tanda tanya dikepala mereka.

"Bim cek Bim takut panas badannya,"
Titah Raffa. Bima mengecek kepala Ian seolah memeriksa apakah dia sakit atau tidak. Makannya bisa ngomong sembarangan kayak tadi.

"Badannya nggak panas,"Ujar Bima.

"Ganti topik jangan bahas ginian,Gua nggak mau ya markas Aodra jadi bahan galau,"timpal Davin. Ian tetap diam.

"Habis pada lulus mau pada kemana?
Kalo gua sih mau jadi mekanik,"tanya Raffa asal. Sontak yang ada disana pada langsung tertawa hebat,"Fa,Lu seriusan mau jadi mekanik? Mekanik motor? Mekanik mobil?"

"Oh tidak Raffa Algarimba yang tampan ini tidak mau jadi mekanik, Gua mau nya jadi direktur,"jawab nya lagi.

"Kalo gua pengen nya berumur panjang di alam raya,"kata Razi serius.

Untuknya,Tak ada lagi ingin dicapai selain menetap lama di bumi, Kini ia sepenuhnya sadar,ketika ia berhasil mencapai sesuatu, Tidak ada yang datang memberi ucapan selamat,dan tidak ada pelukan yang di dapat termasuk dari mama.

Razi menginginkan itu semuanya.
Walaupun masih mempunyai teman seanggota Aodra,Razi belum merasa belum puas.

"Itu pasti, Zi. Nggak boleh ada yang mendahului pergi untuk selamanya,"

"Gua yakin, Meskipun berjanji,Salah satu dari kita pasti akan ada yang pergi mendahului,"Razi mengangguk sekilas menyetujui argumen milik
Davin.

Ian dan Raffa kompak terdiam,
Kehidupan hanya perjalanan yang sementara,Lalu keabadian akan di dapat setelah perjalan hidup selesai.
Perihal janji dan angan angan selalu ingin bersama, Apa mungkin?

Bukan kah lebih baik berharap selalu bersama daripada berjanji akan terus selamanya?

Ian tertunduk. Duduk melingkar dengan para sahabat nya membawa pikiran Ian kembali ke masa awal perkenalan.

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang