33 • Geheim In Dit Boek

171 26 0
                                        

Ramein yuk, sebelum aku unpub cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein yuk, sebelum aku unpub cerita ini.
Selamat membaca <3

>>>>>

Ia hampir tidak pernah menginjakkan kakinya di Gereja. Tapi kali ini Lerajee melakukannya untuk mencari keberadaan Victor, namun nihil. Seorang pendeta mengatakan bahwa Victor datang sebelum fajar hanya untuk berdoa sendirian dan ke bilik pengakuan dosa sekalipun tidak ada orang lain disana. Seperti yang biasa Kile Roell lakukan.

Lerajee duduk di barisan paling belakang dan mendengarkan renungan dari awal hingga akhir. Kemudian seorang suster menghampirinya. Memberinya rosario indah dengan tali rantai berhias manik perak. Hanya senyum yang wanita itu tunjukkan sebelum kemudian pergi meninggalkan Lerajee sendirian di gereja yang besar.

Hampa, tapi di satu sisi Lerajee dibuat tenang olehnya.

"Sampai hari ini pun, anda masih merenggut semua yang seharusnya menjadi milik saya." Dengan lirih Lerajee berkata dan menggenggam rosario di tangannya. Ia lekas berdiri dan berbalik meninggalkan gereja.

"Victor sengaja pergi pagi-pagi sekali," ucap seseorang seketika Lerajee keluar dari gereja dan disambut oleh seseorang. "Lalu bagaimana dengan buku besarnya?"

"Bukan Victor."

"Lalu?"

"Aku." Galuh tidak bisa menutup ekspresi bingungnya. "Sepertinya, aku tahu dimana buku besar itu."

>>>>>

Siapa sangka, benar apa katanya. Buku itu ada. Tidak hangus terbakar bersama gedung kontrolir. Tapi tersimpan dalam sebuah peti kayu di ruangan Kile. Rosario tadi bukan sedekar benda suci yang diberikan oleh seorang suster padanya, tetapi di baliknya terdapat sebuah rongga untuk menyembunyikan kunci.

"Darimana nona mendapatkan rosario itu?"

"Seorang suster di gereja yang memberiku. Bisa jadi ini Papa sudah menyiapkannya. Dia bukan orang yang bergerak tanpa pertimbangan apapun."

Galuh menyetujuinya, matanya tetap berfokus pada peti yang sekarang sudah berada di hadapan mereka. "Sama halnya seperti buku besar palsu yang dia berikan pada Victor," gumamnya mencerna.

Sudah dikatakan, Kile Roell adalah manusia yang tidak akan pernah bisa semua orang tebak. Sulit dipahami. Lerajee tidak akan tahu jika Kile menyimpan perasaan mendalam untuk keluarganya, andai ia tidak membuka buku harian pria itu. Ia tidak mungkin tahu jika selama ini Kile mencoba untuk menjaga apa yang masih ada disisinya. Mencoba menghalau traumanya sendirian.

Lerajee menghela nafas dan menyandarkan tubuhnya pada rak di ruang tengah rumahnya yang benar-benar lengang hari ini. Tidak ada Kile, tidak ada Victor. Lerajee ditinggalkan sendirian, hanya Karel dan beberapa pekerja yang mereka tidak diperkenankan masuk tanpa perintah pemilik rumah.

LerajeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang